II. DASAR TEORI
Reaksi antara alkohol dan
asam karboksilat disebut ester.Lemak dan minyak nabati merupakan dua tipe
ester.Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari alkohol dan asam
karboksilat, seperti asam stearat, asam oleat, dan asam palmitat.Minyak,
seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat.Lemak padat
mengandung ester gliserol dan asam stearat atau asam palmitat
Sabun adalah surfaktan
yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan.Sabun biasanya
berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk
umumnya.Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada
sarana-sarana publik.Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara
efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di
negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat
bantu mencuci.
Banyak sabun
merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat
diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti
natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang
dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan
gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah
kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu.Sabun
dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak
zaitun.(id.wikipedia.org/sabun)
Saponifikasi
(saponification) adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur
dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu
Sabun dan Gliserin.
Istilah saponifikasi dalam literatur
berarti “soap making”. Akar kata “sapo” dalam bahasa Latin yang artinya soap /
sabun.
Sabun dibuat dari
proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari minyak. Gugus induk lemak
disebut fatty acids yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang (C-12 sampai
C18) yang berikatan membentuk gugus karboksil.Asam lemak rantai pendek jarang
digunakan karena menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi tidak lain
adalah hidrolisis basa suatu ester dengan alkali (NaOH, KOH).
Pada umumnya,
alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun pada umumnya hanya NaOH dan KOH,
namun kadang juga menggunakan NH4OH.Sabun yang dibuat dengan NaOH lebih lambat
larut dalam air dibandingkan dengan sabun yang dibuat dengan KOH. Sabun yang
terbuat dari alkali kuat (NaOH, KOH) mempunyai nilai pH antara 9,0 sampai 10,8
sedangkan sabun yang terbuat dari alkali lemah (NH4OH) akan mempunyai nilai pH
yang lebih rendah yaitu 8,0 sampai 9,5.
Selain itu sabun biasanya
membentuk garam dengan ion-ion kalsium, magnesium, atau besi dalam air sadah
(hard water).Garam-garam tesebut tidak larut dalam air.Garam yang tidak larut
dalam air itu membuat warna coklat pada dinding kamar mandi, kerah baju, atau
warna kusam pada pakaian dan rambut.
Masalah tersebut
dipecahkan dengan beberapa cara. Misalnya dengan mengurangi ion-ion kalsium dan
magnesium dan menggantinya dengan ion-ion natrium, atau yang dikenal dengan air
lunak. (soft water). Selain itu bisa juga dengan menambahkan fosfat pada sabun,
karena fosfat membentuk komplek dengan ion-ion logam, larut dalam air, sehingga
mencegah ion-ion tersebut membentuk garam taklarut dengan sabun. Namun
penggunaan fosfet harus dibatasi, karena jika ikut mengalir dalam danau atau
sungai fosfat yang juga berfungsi sebagai pupuk akan merangsang tumbuhnya
tanaman sedemikian besar sehingga tanaman menghabiskan oksigen terlarut dalam
air dan menyebabkan ikan-ikan mati. Cara lain misalnya dengan mengganti gugus
ionik karboksilat pada sabun dengan gugus sulfat atau sulfonat. Cara inilah
yang mendasari terbentuknya detergen.
III. METODE PERCOBAAN
ALAT BAHAN
pemanas listrik NaOH 25%
erlenmeyer MgSO4 5%
batang pengaduk NaCl 25%
pipet tetes FeCl3 5%
corong minyak
tanah
gelas piala etanol
tabung reaksi minyak
sayur
CaCl2
5%
PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan Sabun
1. dimasukkan 6,5 ml minyak sayur ke
dalam erlenmeyer
2. ditambahkan 5ml etanol dan 5ml NaOH
(sebagai pelarut)
3.dipanaskan dengan penanggas air
sambil diaduk selama 20 menit hingga bau alkohol menghilang
4. didinginkan campuran dengan penangas
es.
5. sabun diendapkan ditambahka 37,5 ml
NaCl jenuh ke dalam campuran sambil diaduk
6. disaring dan ditimbang bobotnya.
B. Sifat sabun
Zat Pengemulsi
1. Dimasukkan 5 tetes minyak tanah dalam
5 ml air dan dikocok. Diamati apa yang terjadi
2. dimasukkan 5 tetes minyak tanah dalam
5 ml air serta sedikit sabun yang telah dibuat, dikocok dan diamati apa yang
terjadi
3. dibandingkan reaksi pertama dan kedua
Reaksi dengan air sadah
1. dimasukkan sabun yang telah dibuat
sebanyak sepertiga spatula ke dalam gelas beker yang mengandung 25 ml air
2. dihangatkan beker tesebut di atas
penanggas
3. dimasukkan larutan sabuntersebut ke
dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak 5 ml
4. ditambahkan dengan 2 tetes CaCl2 ke
dalam tabung 1, 2 tetes FeCl3 pada tabung 2, 2 tetes MgSO4 pada tabung tiga dan
2 tetes air keran dalam tabung 4
5. diamati apa yang terjadi
Kebasaan (alkalinitas)
1. di tes kebasaan larutan sabun dengan
pH indikator
IV. DATA PENGAMATAN
A. Pembuatan Sabun
didapatkan berat sabun yang berwarna
kekuningan sebesar 7,71gr
B. zat pengemulsi
1. minyak tanah + air = tidak bercampur
2.minyak tanah=air=sabun= bercampur
C. reaksi dengan air sadah
penambahan reagen CaCl2, MgSO4,FeCl3
tidak terbentuk sabun.
penambahan dengan air keran menghasilkan
sabun
V. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini adalah reaksi
saponifikasi, Saponifikasi merupakan proses pembuatan sabun yang
berlangsung dengan mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida dengan
alkali yang menghasilkan sabun dan hasil samping berupa gliserol.Sabun
adalah garam logam alkali yang mempunyai rangkaian karbon yang panjangdari
asam-asam lemak, dimana dalam percobaan ini alkali yang dimaksud adalah natrium
(Na) dari basa kuat NaOH. Gugus induk lemak disebut fatty acids yang
terdiri dari rantai hidrokarbon panjang (C-12 sampai C-18) yang berikatan
membentuk gugus karboksil. Sabun memiliki sifat yang unik, yaitu pada
strukturnya dimana kedua ujung dari strukturnya memiliki sifat yang
berbeda. Pada salah satu ujungnya terdiri dari rantai hidrokarbon asam
lemak yang bersifat lipofilik (tertarik pada atau larut lemak dan
minyak) atau basa yang disebut ujung nonpolar sedangkan pada ujung lainnya
merupakan ion karboksilat yang bersifat hidrofilik (tertarik
pada atau larut dalam air) atau ujung polar. Reaksi saponifikasi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
CH3(CH2)14CO2 H
+ 3 NaOH → 3
CH3(CH2)14CO2Na +
C3H8O3
Langkah yang dilakukan adalah
mereaksikan NaOH yang telah dilarutkan dalam air mendidih dengan minyak sayur
dan dilakukan pengadukan agar larutan cepat bereaksi. Pada saat dicampurkan,
campuran membentuk 2 lapisan yang kemudian campuran berubah wujud seperti
susu kental dan tidak ada minyak yang mengapung di atasnya dan berwarna
kekuning-kuningan. kemudian ditambahkan 37,5 ml NaCl jenuh untuk mengendapkan
sabun lalu didinginkan dan disaring sehingga didapat berat sabun sebesar 7.71
gram.
Selanjutnya
pada penambahan minyak dengan air larutan tidak bercampur namun setelah
ditambhakan dengan sabun larutan dapat bercampur. hal ini karena minyak
memiliki sifat non polar dan air polar sehingga larutan tidak dapat bercampur
tetapi dapat bercampur setelah ditambhakannya sabun disebabkan karena sabunPada
struktur kimia sabun, rantai karbon yang panjang tersebut bersifat non-polar
dan tidak menarik air, sementara “kepala”nya ( terdapat ion logam ) bersifat
polar. Rantai /ekornya itu disebut bagian hidrofobik sementara kepalanya
disebut hidrofilikkotoran yang tidak tercuci oleh air saja biasanya merupakan
senyawa non-polar. Di dalam air sabun, bagian hidrofilik sabun mengikat minyak,
sementara bagian hidrofobiknya mengikat molekul air. Karena itu, minyak dapat
larut dalam air sabun
Kemudian pada uji dengan air sadah yang membentuk busa pada larutan
ketika ditambahkan dengan air keran dan Mg hal ini membuktikan bahwa air
keran tersebut bukanlah air sadah karena jika ditambhakan dengan air sadah maka
tidak akan terbentuk busa dan akan terbentuk endapan putih.
VI. KESIMPULAN
Pembuatan sabun dapat dilakukan dengan
proses saponifikasi dengan mereaksikan minyak kelapa (trigliserida) dengan
alkali (NaOH). Berat sabun yang dihasilkan pada praktikum ini adalah sebesar
7.71 gram
sumber : http://infokimiawan13o1b-04.blogspot.com/2013/12/praktikum-saponifikasi-i.html
No comments:
Post a Comment