Semua kebutuhan manusia dipasok dari
lingkungan yang merupakan sumber daya alam.Sumber daya alam adalah
segala sesuatu yang dapat diperoleh dari lingkungan untuk keperluan manusia.
Semakin meningkat jumlah popolasi semakin banyak sumber daya alam yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Contoh: kebutuhan pangan, kebutuhan air
bersih, kebutuhan udara bersih dan kebutuhan lainnya. Apabila jumlah populasi
meningkat akan timbul berbagai masalah, misalnya kepadatan arus lalu Lintas yang
mengakibatkan udara terjadi pencemaran, banyak lahan pertanian dijadikan
pemukiman penduduk akibatnya terjadi perkampungan yang kumuh, dan ahkirnya air
bersih ikut menjadi permasalahan. Apabila hal ini dibiarkan maka akan terjadi
penurunan kwalitas lingkungan yang nantinya juga akan merusak lingkungan. Untuk
itu dibutuhkan manusia-manusia yang sadar lingkungan. Beberapa hal yang
mempengaruhi populasi manusia, yaitu:
- Kelahiran atau natalitas, kepadatan populasi akan bertambah. Angka kelahiran diperoleh menghitung jumlah kelahiran hidup tiap 1000 penduduk per tahun
- Kematian atau mortalitas, kepadatan populasi akan berkurang. Angka kematian diperoleh menghitung jumlah kematian tiap 1000 penduduk per tahun.
- Imigrasi, adanya penduduk yang datang akan menambah kepadatan populasi.
- Emigrasi, adanya penduduk yang pindah atau pergi akan mengurangi kepadata populasi.
Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas
penduduknya. Pada daerah yang kepadatannya tinggi, usaha peningkatan kualitas
penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan social,
ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan lahan, air bersih, kebutuhan
pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan. Coba perhatikan tingkat
pencemaran yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor antara daerah pedesaan
dengan daerah perkotaan. Tentu tingkat pencemaran udara di kota lebih tinggi.
Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa aspek yang berkaitan
dengan kehidupan
penduduk berikut ini.
1. Ketersediaan Udara Bersih
Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak
bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih banyak mengandung oksigen.
Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak oksigen yang diperlukan.
Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industri yang
menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar, dan batu bara)
mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai
kegiatan industri juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen
(NOx) dan oksida belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa
itu dihasilkan akibat dari pembakaran yang tidak sempurna.
Jadi dapat dipahami bahwa semakin tinggi
kepadatan penduduk, maka kebutuhan oksigen semakin banyak. Oleh karena itu
pemerintah kota di setiap wilayah gencar mengkampanyekan penanaman pepohonan.
Selain sebagai penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai hutan kota
untuk menurunkan tingkat pencemaran udara.
2. Ketersediaan Pangan
Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan
makanan. Dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk, maka jumlah makanan yang
diperlukan juga semakin banyak. Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah
penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup
manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi atau bahkan kurang pangan.
Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan
pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya pangan dari desa.
Jadi kenaikan jumlah penduduk akan meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan.
Thomas Robert Maltus seorang sosiolog
Inggris, mengemukakan teori yang berjudul Essay on The Principle of
Population. Maltus menyimpulkan bahwa pertambahan penduduk mengikuti deret
ukur, sedangkan pertambahan produksi pangan mengikuti deret hitung. Jadi semakin
meningkat pertumbuhan penduduk, semakin tinggi pula kebutuhan pangan. Oleh
karena itu peningkatan produksi pangan perlu digalakkan. Penduduk yang
kekurangan makanan akan menyebabkan gangguan pada fungsi kerja tubuh dan dapat
terjangkit penyakit seperti busung lapar, anemia, dan beri-beri.
3. Ketersediaan Lahan
Kepadatan penduduk mendorong peningkatan
kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan,
industri, tempat pertanian, dan sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan,
sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan
dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan. Selain itu pembukaan hutan juga
sering dilakukan untuk membangun areal industri, perkebunan, dan pertanian.
Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu
merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi
peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan
bertambahnya kepadatan penduduk.
4. Ketersediaan Air Bersih
Meskipun 2/3 dari luasan bumi berupa air,
namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itu
persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup
serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk memenuhi
kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah penduduk yang
meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.
Pembuatan sumur artesis untuk keperluan
industri dan kompleks perumahan mengakibatkan sumur-sumur tradisional
mengering. Selain itu, kawasan pemukiman padat penduduk sering hanya
menyediakan sedikit kawasan terbuka sebagai daerah serapan air hujan. Kawasan
yang tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke lapisan
tanah, sehingga pada waktu hujan air hanya mengalir begitu saja melalui
permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin
berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air bersih
5. Pencemaran lingkungan
Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Misalnya untuk
memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi
kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan.
Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat
transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak
dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan
hutan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir
dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di
hutan tersebut. Apabila daya dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan
kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin.
Di daerah yang padat,
karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang di
tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul pencemaran
air dan tanah. kebutuhan transportasi juga bertambah sehingga jumlah kendaraan
bermotor meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi
kepadatan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai
pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem.
No comments:
Post a Comment