Sunday, May 24, 2015

Peran Cendekiawan Masa Abbasiah



Cendekiawan atau ilmuwan muslim adalah orang beragama Islam yang ahli dan banyak pengetahuannya dalam suatu atau beberapa bidang ilmu. Dalam bahasa Arab, sebutan cendekiawan biasa dipakai istilah Alim,, jamaknya adalah ‘Ulama’. Kemudian alim dibagi lagi sesuai dengan bidang ilmu keahliannya. Ahli dalam bidang fikih (hukum Islam) digunakan istilah Fakih, ahli dalam lapangan tafsir disebut mufasir, ahli dalam lapangan hadits disebut muhaddis, sedang ahli nahwu (gramatika bahasa Arab) disebut nuhaat dan lain sebagainya.
Dalam perjalanan sejarah, umat Islam sangat banyak memiliki cendekiawan  dalam berbagai lapangan, terutama pada zaman keemasan Islam. Pada makalah ini penulis akan mengelompokkan serta memaparkan beberapa biografi dan karya diantara mereka sesuai dengan bidangnya masing-masing :

A.    Bidang Fiqih/Hukum Islam
  1. Imam Abu Hanifah
Nama lengkapnya al-Nu'man bin Tsabit bin Zauthi. Lahir dan dibesarkan di Kufah pada tahun 80 H. Dia wafat di Baghdad pada tahun 150 H. Pada usia 70 tahun. Abu Hanifah hidup di masa dinasti Umayyah selama 52 tahun, dan di masa dinasti Abbasiyyah selama 12 tahun. Ketika Umar bin Abdul Aziz berkuasa (99-101 H), Abu Hanifah sudah memasuki masa dewasa.
Untuk menjamin hidupnya dia berprofesi sebagai pedagang sutera. Dalam berdagang dia dikenal jujur dan lugas.
Guru Abu Hanifah antara lain'Atho' bin Abi rabah, Hisyam bin Urwah, Nafi' Maula ibnu Umar dan Hammad bin Sulaiman al-Asy'ari yang notabene merupakan tabi'it-tabi'in.
Beliau berijtihad tentang fiqih berdasarkan pada al-Qur'an dan Hadits/Sunnah yang diriwayatkan secara mutawatir saja. Kendati Abu Hanifah dikenal sebagai imam mazhab fiqih tetapi tidak ada satu pun kitab fiqihnya yang sampai kepada kita. Pandangan-pandangannya yang tertulis dalam kitab al-'Alim wa al-Muta'allim, kitab al-Rodd 'ala al-Qodariyah dan lain-lain tidak ditulis dalam kitab fiqih. Tetapi murid-muridnya, seperti Abu Yusuf dan Muhammad bin al-Hasan al-Syaibani telah berusaha menjaganya dan meriwayatkannya dalam bab-bab fiqih.
Mazhab Hanafi, kini banyak dianut oleh banyak bangsa, Turki, Syiria, Libanon, sebagian Afganistan, Pakistan, India dan Tiongkok.



  1. Imam Malik
Namanya Malik bin Anas al-Ashbahi al-Madani. Lahir pada tahun 93 H. Dan wafat pada tahun 179 H. Ia hidup di Madinah dan tidak pernah ke mana-mana kecuali ke Makkah untuk melaksanakan rukun Islam ke lima.
Imam malik belajar qiro'ah kepada Nafi' bin Abi Na'im (salah seorang qurro' sab'ah), Hadits kepada ulama Madinah, seperti Ibn Syihab al-Zuhri dan Nafi' Maula ibn 'Umar.
Diantara karyanya yang terkenal adalah al-Mutawattho', sebuah kitab hadits bergaya fiqih atau malah sebaliknya kitab fiqih bergaya hadits yang merupakan  kitab hadits dan fiqih tertua yang masih dapat kita jumpai di masa sekarang
Di antara langkah penting yang ditawarkan oleh mazhab Maliki dalam berijtihad adalah penggunaan al-maslahah al-mursalah yang berarti kepentingan, kebaikan yang diperoleh secara bebas. Menurut Imam Malik kepentingan bersama merupakan sasaran syari'at Islam, dengan kata lain prioritas dari semua produk hukum adalah kepentingan bersama, di atas kepentingan lain.
Mazhab Maliki berkembang di Mesir dan Spanyol yang di bawa oleh Yahya bin Yahya al-Laitsi. Selain al-Laitsi, terdapat beberapa ulama besar yang juga ikut andil dalam mengembangkan mazhab Maliki, seperti Ibn Rusyd, penulis kitab Bidayatu al-Mujtahid dan al-Syathibi, penulis al-Muwafaqot fi Ushuli al-Fiqh.

  1. Imam Syafi'i
Namanya Muhammad bin Idris bin al-'Abbas bin Utsman bin Syafi'i bin al-Saibah bin 'Ubaid bin Abd Yazid bin Hisyam bin Abd al-Muthollib bin Abd Manaf al-Quraisyi. Beliau lahir di Ghazah atau Asqolan pada tahun 150 H. Tidak lama kemudian ketika ia berusia 2 tahun, ayahnya wafat dan dibawa ibunya ke Makkah. Syafi'i kecil telah berhasil menghafalkan al-Qur'an,  menghafal banyak hadits serta menguasai satra Arab.
Di antara gurunya dalam bidang Hadits adalah Sufyan bin Uyainah dan Muslim bin Kholid. Ia hafal al-Muwattho' serta berkesempatan belajar pada penulisnya, imam Malik di Madinah hingga sang Guru wafat pada 179 H. Selain itu Syafi'i juga mengembara untuk menuntut ilmu ke Irak dan Yaman bahkan sempat menetap di Baghdad selama 2 tahun sebelum kembali ke Makkah dan akhirnya berkelana lagi ke Mesir.
Dalam berijtihad imam Syafi'i berdasarkan pada 4 hal secara berurutan, yakni al-Qur'an, Hadits, Ijma' dan Qiyas. Dan pemikirannya cenderung berada di tengah; tidak mengikuti aliran tekstual, tetapi tidak juga kepada aliran bebas.
Imam Syafi'i meninggalkan banyak karya, di antaranya, kitab al-Umm, tentang keputusan Fiqih, al-Risalah, tentang ushul Fiqih dan masih banyak lagi pemikiran beliau yang ditulis oleh para murid beliau.
Mazhab Syafi'i banyak dianut oleh bangsa Afrika, sebagian besar Asia, termasuk Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
  1. Imam Ahmad bin Hanbal
Termasuk Mujtahid Mazhab ini, memiliki nama lengkap Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal bin Hilal bin As'ad al-Syaibani al-Marwazi. Lahir di Baghdad pada tahun 164 H, di besarkan dan wafat di sana pada tahun 231 H. Seperti hanya Syafi'i Imam Hambali juga berkelana ke banyak daerah untuk menuntut ilmu, seperti Bashroh, Makkah, Madinah, Syam dan Yaman.
Sedangkan diantara guru beliau adalah Hasyim, Ibrahim bin Sa'ad, Sufyan bin 'Uyainah dan Imam Syafi'i.
Dasar ijtihad Imam Hanbali adalah Nushush (al-Qur'an dan Hadits), fatwa para shohabat, Hadits Mursal dan Dhoif sekiranya tidak ada dalail yang menghalangi dan Qiyas. Dari sikapnya bahwa Qiyas (analogis) ditempatkan di nomor terbelakang dan sifatnya darurat, dapat dimengerti kalau Imam Ahmad bin Hanbal dan pengikutnya dikenal sebagai pemikir literalis.
Murid-murid bin Hanbal yang terkenal meneruskan pemikirannya adalah, Ibnu Qudamah Muwafiquddin, penulis al-Mughni, Ibnu Qudamah Syamsuddin al-Maqdisi, penulis al-Syarh al-Kabir, Syeikh al-Islam taqiyuddin abn Taimiyyah dan Ibn al-Qoyim al-Jauziyyah.
Mazhab Hanbali dianut oleh orang-orang Nejad, bahkan dewasa ini menjadi mazhab resmi pemerintah Kerajaan Saudi Arabia.
  
B.    Bidang Tasawuf
1.     Al Hasan al Basri, Abu Said,
Hasan al Basri adalah ulama terkemuka dari generasitabiin (generasi yang berjumpa dengan para sahabat Nabi, tapi tidak dengan Nabi). Ia lahir di Madinah pada 642 (21 H). Ayahnya, Yassar, yang berasal dari daerah Maisan (terletak antara Basrah dan Wasit), adalah anggota angkatan perang Persia, tertawan oleh pasukan Islam di Irak pada 638 (16 H), kemudian memeluk Islam, dan menjadi maula (anggota keluarga) Zait bin Sabit. Ibunya, Khairah, adalah maulah Ummu Salamah, isteri Nabi Muhammad SAW.
Sampai berusia belasan tahun, Hasan al Basri tinggal di Madinah dan Wadi al Qura (Mekah), kemudian bersama orang tuanya pindah ke Basrah (Irak). Baik di Madinah dan Mekah maupun di Basrah, Hasan al Basri dapat bergaul dengan banyak sahabat-sahabat Nabi. Ia dapat menghayati semangat kesederhanaan dan keikhlasan mereka beragama, di samping banyak menimba informasi tentang sunah-sunah Nabi dari mereka. Sementara ayahnya berhasil menjadi kaya-raya karena berdagang, ia bertekun pula memperkaya diri dengan ajaran-ajaran agama, sehingga dalam usia menjelang 20 tahun telah mulai pula memberi nasehat-nasehat agama kepada khalayak ramai.
Hasan al Basri dikarunia usia yang panjang dan dengan demikian dapat menyaksikan tragedi-tragedi dalam sejarah umat Islam, seperti terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan, perang saudara sesama muslim (Perang Jamal, Siffin, dan lain-lain), terbunuhnya khalifah Ali bin Abi Thalib, peristiwa Karbala, dan sebagainya, serta menyaksikan muncul berbagai paham dan aliran di kalangan umat Islam.Ia juga pernah ikut dalam perang Islam untuk menaklukkan Asia Tengah pada 50-an hijrah, dan pernah pula menjadi sekretaris bagi gubernur yang diangkat untuk wilayah Asia Tengah itu. Belakangan ia tetap kembali menetap di Basrah, sampai wafat dan dikuburkan di sana pada 729 (110 H).
Hasan al Basri termasuk ulama besar yang disegani. Ia dikenal sebagai Imam Basrah. Pada dirinya berpadu ulama Mekah dan Madinah, yang berpegang pada nash (al Qur’an dan Sunnah Nabi) dengan kepribadian ulama Irak, yang banyak menggunakan pemikiran. Pengetahuannya luas, mencakup bidang tafsir dan hadits, bidang aqidah dan fikih, sastra Arab dan lebih-lebih bidang kerohanian, yang kemudian menjadi perhatian ilmu tasawuf. Ia dikenal sebagai zahid besar, yang menjadi rujukan bagi zahid-zahid yang muncul kemudian.
Selain Tasawuf dalam lapangan teologi pun Hasan al Basri dikenal dengan baik, karena dari halaqahnyalah muncul Wasil bin atto' dan Amru bin Ubaid, dua muridnya yang memisahkan diri darinya, dan menjadi pendiri aliran Mu’tazilah.

2.     Rabi’ah al Adawiyah
Nama lengkapnya Rabi’ah binti Ismail al Adawiyah al Basriyah adalah seorang sufi wanita terkenal dari abad ke-8 (2 H). Ia diperkirakan lahir pada 713 (95 H) atau 717 (99 H) di suatu perkampungan di luar kota Basrah (Irak). Ia wafat di kota itu pada 801 (185 H), dalam usia 90 atau 86 tahun. Ia bukanlah Rabi’ah yang wafat di Baitul Maqdis (Yerusalem) pada 753 (135 H).
Rabi’ah al Adawiyah dilahirkan sebagai putri keempat dari sebuah keluarga yang miskin. Karena ia putri keempat ia diberi nama Rabi’ah (yang keempat). Kedua orang tuanya wafat ketika berusia kanak-kanak.
Rabi’ah al Adawiyah pada mulanya tinggal di suatu dusun, tapi kemudian tinggal di kota Basrah, dan bagian terbesar dari usianya dihabiskannya di kota itu. Di sana ia memiliki majelis yang dikunjungi banyak murid. Majelisnya itu juga sering dikunjungi oleh zahid-zahid lain, untuk keperluan bertukar pikiran dengan sufi wanita itu. Di antara mereka yang pernah mengunjunginya adalah Malik bin Dinar (w.748/ 130 H), Sufyan as Sauri (w.778/ 161 H), dan Syaqiq al Balkhi (w.810/ 194 H).
Rabi’ah al Adawiyah terkenal zahid (tak tertarik pada harta dan kesenangan duniawi) dan tak pernah mau meminta pertolongan pada orang lain. Berbeda dari para zahid atau sufi yang mendahuluinya atau yang sezaman dengannya, ia dalam menjalankan tasawuf itu bukanlah karena dikuasai oleh perasaan takut kepada Allah atau takut kepada neraka-Nya. Hatinya ternyata penuh oleh perasaan cinta dan asyik-maksyuk dengan Allah, sebagai kekasihnya. Para sarjana tasawuf memandang sufi wanita itu sebagai tonggak penting perkembangan tasawuf dari fase dominasi emosi takut kepada Allah kepada fase dominasi atau pengembangan emosi cinta yang maksimal kepada-Nya.
Konon sesaat menjelang ia wafat, ia menyuruh para sahabatnya keluar dari tempat pembaringannya: “Keluarlah, dan berikanlah ruang untuk para utusan Tuhan”. Ketika mereka keluar dan menutup pintu, terdengarlah oleh mereka suara Rabi’ah yang mengucapkan syahadat, kemudian menyusul jawaban “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhan-mu, masuklah dalam kelompok hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku”, Qur’an, 89 : 27-30 yang agaknya diperdengarkan oleh para malaikat yang menjemput ruh (jiwa)-nya.

C.    Bidang Kedokteran
1. Ibnu Sina
 Namanya Abu Ali Al Husain bin Abdullah, lahir Afsyanah, Bukhara pada tahun 370 H / 980 M, wafat di Hamdan di tahun 428 H / 1037 M. Dokter dan filsuf Islam termasyhur. Di Barat terkenal dengan nama Avicenna. Ayahnya seorang pegawai tinggi pada Dinasti Samaniah (204-395 H / 819-1005 M). Sejak kecil Ibnu Sina belajar menghafal Al Qur’an dan ilmu-ilmu agama. Kemudian mempelajari matematika, logika, fisika, geometri, astronomi, hukum Islam, teologi, kedokteran, dan metafisika. Dengan demikian, ia menguasai bermacam-macam ilmu pengetahuan. Profesinya di bidang kedokteran dimulai sejak umur 17 tahun. Kepopulerannya sebagai dokter bermula ketika ia berhasil menyembuhkan Nuh bin Mansur (976-997), salah seorang penguasa Dinasti Samaniah. Dia dua kali menjabat menteri pada Dinasti Hamdani (293-394 H / 905-1004 M). Karena terlibat persoalan politik, ia dipenjarakan dan dipecat dari kedudukannya sebagai menteri. Kebesaran nama Ibnu Sina terlihat dari beberapa gelar yang diberikan orang kepadanya, seperti Asy-Syaikh al-Ra'is (guru para raja) di bidang filsafat dan pangeran para dokter di bidang kedokteran. Dia banyak meninggalkan karya tulis, semuanya tidak kurang dari 200 buah, termasuk buku saku dan kumpulan suratnya, kebanyakan berbahasa Arab, selainnya berbahasa Persia. Bukunya yang terkenal antara lain, al-Syifa’ (penyembuhan), Al-Qanun fi Al-Tibb(peraturan-peraturan dalam kedokteran) yang selama lima abad menjadi literatur penting bagi fakultas-fakultas kedokteran di Eropa, al-Isyarah wa al-Tanbihat (isyarat dan penjelasan), Mantq al-Masyiqiyyin (logika Timur), dan ‘Uyan al-Hikmah (Mata Air Hikmah).
Ibnu Sina memiliki pemikiran keagamaan yang mendalam. Pemahamannya mempengaruhi pandangan filsafatnya. Ketajaman pemikirannya dan kedalaman keyakinan keagamaannya secara simultan mewarnai alam pikirannya Ibnu Rusyd menyebutnya sebagai seorang yang agamais dalam berfilsafat, sementara Al-Gazali menjulukinya sebagai filsuf yang terlalu banyak berfikir.
Bukan hanya filsafat dan kedokteran saja Ibnu Sina memberikan andil dan pemikirannya, ia juga turut serta ambil bagian dan memberikan andil kepada berbagai ilmu pengetahuan pada zamannya, di antaranya yang menonjol adalah ilmu astronomi. Ibnu Sina menambahkan dalam bukunya Al Magest (buku tentang astronomi) berbagai problem yang belum dibahas, mengajukan beberapa keberatan terhadap Euclides, meragukan padangan Aristoteles tentang kesamaan binatang-binatang tak bergerak, kesamaan kesatuan jaraknya, dan sebagainya. Untuk itu di dalam buku Asy Syifa’ ia menguraikan bahwa,  binatang-binatang yang tak bergerak tidak berada pada satu globe.
Ibnu Sina juga banyak membuat rumusan-rumusan tentang pembentukan gunung-gunung, barang-barang tambang, di samping menghimpun berbagai analisis tentang fenomena atmosfer, seperti angin, awan, dan pelangi. Sementara orang yang sezaman dengannya tidak mampu menambahkan sesuatu ke dalam bidang penelitian mereka.
Ibnu Sina juga mendalami masalah-masalah fikih dan menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an. Ia banyak menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an untuk mendukung pandangan-pandangan filsafatnya.
2.  Abu Bakar ar Razi
 selanjutnya disebut saja ar-Razi adalah dokter terbesar yang pernah dilahirkan oleh dunia Islam Klasik, dan juga folosof. Ia lahir di Ray, dekat Teheran, pada 865 (251 H). setelah mempelajari matematika, astronomi, logika, sastra dan kimia, ia memusatkan perhatiannya pada kedokteran dan falsafat.
Sebagian penulis menyebutkan bahwa setelah ia menjadi Direktur Rumah Sakit di Ray dan kemudian di Baghdad, ia sering pindah dari suatu kota atau negeri ke kota atau negeri lain, dan tidak menyebutkan dimana wafatnya. Sebagian menyebutkan bahwa ia wafat di Baghdad, dan sebagian lain menulis bahwa dari Baghdad, ar-Razi kembali ke Ray dan terus menetap di sana sampai wafat. Tahun wafatnya juga ditulis secara bervariasi oleh para ahli 925 (313 H), 932 (320 H), dan lain-lain.
Kesungguhan ar-Razi untuk belajar, meneliti, bekerja, dan menulis luar biasa. Ia pernah menulis dalam setahun lebih dari 20.000 lembar kertas. Disebutkan bahwa untuk menghasilkan bukunya, al-Jami’ al Kabir (Himpunan Besar), ia terus-menerus menulis siang malam selama 15 tahun. Bahkan setelah daya penglihatannya lemah beberapa tahun menjelang wafat, ia tetap tekun membaca dan menulis, kendati dengan pertolongan muridnya. Karya tulis ar-Razi mencapai 232 buku atau risalah, yang kebanyakannya dalam bidang kedokteran. Karya tulisnya yang terbesar adalah al Hawi, sebuah ensiklopedi kedokteran yang terdiri dari 20 jilid, yang mengandung kedokteran Yunani, Syiria, Arab, dan hasil penelitiannya sendiri. Ensiklopedi di kedokteran tersebut diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin pada 1279, dan sejak 1486 berulang kali dicetak, karena dipakai di Universitas-Universitas Eropa sampai dengan abad ke-17. Karangannya tentang campak dan cacar (Fi al Judari wa al Hasbat) juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin, dan bahkan pada 1866 dicetak untuk ke-40 kalinya.

D.    Bidang Matematika, Ilmu Pasti dan Pengetahuan Alam
1.     Al-Khawarizmi
Lahir di daerah Khawarizm, Uzbaikistan, pada tahun 194 H / 780 M. Wafat di Baghdad pada tahun 266 H/ 850 M. Ilmuwan muslim, ahli bidang ilmu Matematika, astronomi, dan geografi. Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa Al Khawarizmi dan di Barat ia lebih dikenal dengan nama Algoarisme atau Algorisme.
Pada usia mudanya ia sudah tampil sebagai seorang ilmuwan ulung dan ikut memperdalam dan menyumbangkan ilmunya di Baitu al Hikmah (perpustakaan dan pusat pendidikan /kajian tingkat tingi di Baghdad) dimasa pemerintahan Khalifah al Ma’mun (785-833). Disinilah ia bekerja dalam sebuah observatorium untuk memperdalam matemaika dan astronomi. Disamping itu, ia juga diserahi tugas oleh Khalifah sebagai kepala perpustakaan.
Dengan ketekunan dan kesungguhannya dalam memperdalam ilmu matematika, ia berhasil memperkenalkan kepada dunia Islam angka dan metode perhitungan India yang digalinya dari literatur Hindu. Karya-karyanya mengenai ilmu hitung dan tabel-tabel astronomi pertama kali diterjemahkan oleh para sarjana Barat pada abad ke-12. Karya aljabarnya yang paling monumental berjudul Mukhtasar fi Hisab al Jabr wa al Muqabalah(Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan). al-Khawarizmi menyebutkan dalam buku ini bahwa aljabar berarti mengubah (urutan) sebuah kuantitas suatu persamaan dari satu sisi ke sisi lain dalam arti memugar keseimbangannya lewat pengubahan tanda-tandanya, dalam buku ini diuraikan pengertian-pengertian geometris. Ia juga menyumbangkan teorema segitiga sama kaki yang tepat, perhitungan tinggi serta luas segitiga, dan luas jajaran genjang  serta lingkaran. Dengan demikian, dalam beberapa hal al Khawarizmi telah membuat aljabar menjadi ilmu eksak.
Buku ini diterjemahkan di London pada tahun 1831 oleh R. Rosen, seorang matematikawan Inggris, kemudian diedit kedalam bahasa Arab oleh Ali Mustafa Musyarafa dan Muhammad Mursi Ahmad, ahli matematika Mesir pada tahun 1939. sebagian dari karya Al Khawarizmi ini pada abad ke-12 juga diterjemahkan oleh Robert (tidak dkenal nama lengkanya), matamatikawan dari Chester, Inggris, dengan judul Liber Alghebras et Al Mucabola (buku aljabar dan perbandingan), yang kemudian (1915) diedit oleh L.C. Karpinski, seorang matematikawan dari New York, America Serikat.gerard dari Cremina (1114-1187), seorang matematikawan dari Italia, membuat versi kedua dari buku Liber Algebras diatas dengan judul De Jebra et Almucabola(aljabar dan perbandingan). Buku versi Gerard  ini lebih baik dan bahkan mengungguli buku F.C. Rosen. Dengan demikian, karya besar Al Khawarizmi ini tersebar di Eropa dan demikian dikembangkan oleh para ilmuwan Barat.
Dalam buku tersebut, Al Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan angka 0 (nol) yang didalam bahasa Arab disebut Sifr. Sebelum Al Kharizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan Barat mempergunakan abakus, semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan. Akan tetapi, hitungan seperti ini tidak mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat ketika itu dan mereka lebih tertarik untuk menggunakan raqam al Binji (dartar angka Arab, termasuk angka nol), hasil penemuan Al Khawarizmi. Dengan demikian, angka nol baru dikenal dan dipergunakan orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan al Khawarizmi.
Seluruh angka yang diperkenalkan al Khawarizmi tersebut terdapat dalam Kitab al-Jam’ wa al-Tafriq bi Hisab al-Hind (buku Mengumpul [menambah] dan memecah dengan perhitungan India). Didunia Barat buku ini dikenal dalam  terjemahan latin Algoritmi de Numero Indorum. Disamping itu, dari karya Al Khawarizmi dapat juga dipelajari asal-usul sejarah angka-angka yang dipergunakan sampai sekarang. Buku tentang asal-usul dan sejarah angka-angka ini telah diterjemahkan oleh seorang matematikawan Italia, Prince Boncompagni, dengan judul Trattati d’Aritmatica yang diterbitkan di Roma pada tahun 1857.
Melalui buku liber Alghoarismi (buku logaritma), yang merupakan saduran dari buku Al Khawarizmi, uraian tentang operasi penambahan, pengurangan, dan pembagian angka, lebih diperjelas dan diperinci sehingga dapat diketahui bagaimana mempergunakan pecahan desimal (per-sepuluhan) dan seksagesimal (perenampuluhan), yang menggunakan angka 1 (satu) sebagai pembilangan. Dari proses inilah diketahui bilangan lain dengan cara penambahan, 1/3 + 1/15 = 2/5 atau ¼ + 1/28 = 2/7. Bentuk-bentuk pecahan semacam ini telah berkembang di Abad Pertengahan, khususnya, ketika sistem aturan warisan dalam Al Qur’an menampilkan ilmufara’id (pembagian warisan), dan telah membuat operasi-operasi aritmatika yang menggunakan angka-angka pecahan menjadi lengkap. Dari sinilah diketahui bahwa, ilmu aljabar berasal dari dunia Islam, yakni melalui buah karya Al Khawarizmi dan ilmuwan muslim lainnya, seperti Kusyiyar bin Labban (360 H / 971 M – 420 H / 1029 M), yang menulis sebuah buku aljabar dengan judul Kitab fi Usul Hisab al Hiand (Buku tentang Perhitungan India).
Penemuan ilmuwan muslim tersebut dipelajari, diteliti, dan disempurnakan oleh ilmuwan Barat pada abad-abad berikutnya. Kitab aljabar yang disusun Kusyiyar bin Labban di atas telah hilang, namun versi tertua yang masih tersimpan di London dan Madrid adalah versi Latin dan Ibrani dari karya Al Khawarizmi Zij As Sindhind (Tabel Astronomi) yang diterjemahkan oleh Adelard dari Bath, seorang filsuf Inggris, kemudian diterjemahkan lagi dan diedit oleh H. Suter ke dalam bahasa Jerman dengan judul Die Astronomischen Tafelen des Muhammad Ibn Musa al Kharizmi (Tabel Astronomi oleh Muhammad bin Musa al Khawarizmi). Kopenhagen 1962. karya ini sangat berpengaruh dalam pengembangan ilmu pengetahuan didunia Barat.
Karya lain dari Al Khawarizmi adalah geografi yang berjudul Kitab Sarah al-Art (buku gambaran Bumi). Buku ini memuat daftar koordinat beberapa kota penting dan ciri-ciri geografisnya. Kitab in secara tidak langsung mengacu pada buku geografhy  yang disusun oleh Claudius Ptolemacus (100-178), ilmuwan Yunani. Namun beberapa kesalahan yang terdapat dalam kitab tersebut dikoreksi dan dibetulkan oleh al Khawarizmi dalam bukunya Zij As Sindhind sebelum ia menyusun Kitab Surah al Art.
Disamping itu, Al Khawarizmi juga menyusun bukuIstihkraj Tarikh al-Yahud, suatu uraian mengenai penanggalan Yahudi. Buku ini kaya akan informasi dan merupakan petunjuk tertua tentang penanggalan Yahudi.
Dari beberapa buku yang disebutkan diatas, Al Khawarizmi mewariskan beberapa istilah metematika yang masih banyak dipergunakan hingga kini, seperti sinus, kosinus, tangen, dan kotangen.
Karya-karya al Khawarizmi dibidang matematika sebenarnya banyak mengacu pada tulisan mengenai aljabar yan sisusun oleh Diophantus (250 SM) dari Yunani. Namun, dalam meneliti buku-buku aljabar tersebut Al Khawarizmi menemukan beberapa kesalahan dan permasalahan yang masih kabur. Kesalahan dan permasalahan ini diperbaiki, dijelaskan, dan dikembangkan oleh Al Khawarizmi dalam karya-karya aljabarnya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila ia dijuluki  “Bapak Aljabar”. Bahkan menurut gandz, matematikawan barat, dalam bukunya The Saurce of al Khawarizmi’s Algebra, al Khawarizmi lebih berhak mendapatkan julukan “Bapak Aljabar” dibanding dengan Diophantus karena dialah orang pertama yang mengajarkan aljabar dalam bentuk elementer serta menerapkannya dalam hal-hal yan berkaitan dengannya. Dibidang ilmu ukur, al Khawarizmi juga dikenal sebagai peletak rumus ilmu ukur dan penyusun daftar logaritma serta hitungan desimal. Namun beberapa sarjana matematika barat, seperti John Napier (1550-1617) dan Simon Stevin (1548-1620), mengaggap penemuan diatas merupakan hasil pemikiran mereka.

2.     Ibnu Haitam
 Kelahiran Basra tahun 354 H/ 965, wafat di Cairo pada tahun  430 H/ 1039 M. Seorang ahli fisika abad pertengahan. Ia juga dikenal sebagai ahli matematika, ahli astronomi, filsuf, dan tokoh besar optika. Nama lengkapnya adalah Abu Ali al-Hasan bin al-Hasan bin al-Haitam al-Basri al-Misri. Di Barat ia dikenal dengan beberapa nama, yaitu : Alhasen, Avanathan, dan Avenetan, tetapi yang paling terkenal diantanya adalah Alhazendia dibesarkan di Basra serta belajar matematika dan ilmu-ilmu lainnya disana. Ketika di Basra ini, ia sudah menjadi seorang yang terkenal dengan ketinggian ilmunya. Kemasyhurannya itulah yang membuat penguasa Bani Fatimah di Mesir waktu itu, yaitu al-Hakim bin Amirillah (386-411 H / 996-1021 M), mengundangnya ke Mesir. Maksud undangan Dinasti Fatimah itu adalah memanfaatkan keluasan ilmu Ibnu Haitam. Di diharapkan mampu mengatur banjir Sungai Nil yang kerap kali menggenangi lahan pertanian rakyat.
Ibnu Haitam meninggalkan hampir 200 karya tulis dalam berbagai cabang ilmu matematika, fisika, astronomi, ilmu medis, dan juga filsafat. Melalui tulisan-tulisannya itu dapat dipahami bahwa, ia sangat mendalami segala macam pemikiran ilmuwan-ilmuwan Yunani, terutama karena tulisan-tulisannya itu banyak yang merupakan bahasan dan kritiknya terhadap pemikiran ilmuwan tersebut. Diantara tulisan-tilisannya adalah : Maqalah fi Istikhraj Samt al-Qiblah (dalam buku ini dia menyusun teorema kota), Maqalah fi Hayat al-Alam (mengulas astronomi), Kitab fial-Manasit (sebuah kamus Optika), Fi al-Maraya al-Muhriqah bi al Dawa’ir (tentang cermin yang dapat membakar), Maqalah Fi Daw’al-Qamar (membahas cahaya dan gerak-gerik langit), Fi Sarah al-Khusuf(mengenai penggunaan kamera obscura [kamar gelap] pada pengamatan gerhana matahari), Zawahir al-Hazaq(tentang gejala senja), Fi Kayfiyat al-Izlal : Fi al-Asar Allazi fi al-Qamar. Fi al-Daw : Fi al-Makan : Fi al-Ma’lumat ; Fi Misahat al-Mujassamah (al-Jism) al-Mukafi : Fi Irtifa’ al-Qutb, semuanya tentang fisika dan astronomi.tulisan-tulisan tersebut diatas yang berhubungan dengan disiplin ilmu fisika dan matematika, disiplin yang sangat dikuasainya, hampir seluruhnya diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa Eropa.
Dalam bidang astronomi, Ibnu Haitam melanjutkan pendapat ilmuwan Yunani tentang proses pengubahan langit abstrak menjadi benda-benda padat. Dalam karya astronominya, dia juga melukiskan gerak planet-planet, tidak hanya dalam terma eksentrik dan episiklus, tetapi juga dalam satu model fisik. Pendapatnya ini banyak berpengaruh terhadap pemikiran dunia Kristen hingga masa Kepler. Karyanya tentang astronomi ini tiga abad kemudian diturunkan dalam bentuk ikhtisar oleh astronom muslim terkenal lain, yaitu Nasiruddin al-Tusi.
Ia memberikan temuan baru dalam studi gerak, yaitu prinsip inersia/ kekekalan. Jasanya yang lain adalah bahwa, ia membuat studi optika menjadi sains yang baru. Dasar studi optika itu diubahnya dan studi itu dijadikannya disiplin yang teratur dan terumuskan secara baik. Jasanya ialah mengombinasikan penanganan secara matematis yang rumit dengan model fisik dan exsperimen yang teliti sehingga mudah dimengerti. Dalam hal ini, ia dapat dikatakan sebagai ahli fisika toritis dan exsperimental. Ia mengadakan experimen untuk menentukan gerak rektilinear cahaya, sifat bayangan, penggunaan lensa, camera obscura, dan banyak fenomena optika lainnya. Ia mempunyai mesin bubut untuk membuat lensa dan cermin lengkung.
Dia juga telah menemukan bentuk lengkung yang ditempuh cahaya ketika berjalan diudara. Berdasarkan temuannya itu, dia mendapatkan bahwa, kita melihat cahaya bulan dan matahari sebelum keduanya betul-betul tampak di cakrawala, sebaliknya kita masih bisa melihatnya di barat setelah keduanya terbenam sejurus lamanya.
Temuan yang lain adalah keberhasilannya dalam mengawinkan cermin-cermin bulat dan parabola sehingga ditemukan suatu metode untuk mendapatkan fokus. Semua sinar dikonsentrasikan pada sebuah titik sehingga merupakan sebuah cermin pembakaran yang terbaik. Temuan ilmiahnya yang terkenal ialah pendapatnya bahwa, sinar cahaya bergerak mulai dari obyek dan berjalan menuju ke mata. Retina mata adalah tempat penglihatan dan bukan yang mengeluarkan cahaya. Pendapat ini adalah kebalikan dari apa yang pernah dijelaskan oleh Euclides dan Ptolemaeus, pemikir Yunani yang berpendapat bahwa, benda terlihat karena mata memancarkan sinar kepada benda.
Dalam bidang fisika, banyak temuannya mendahului dan diikuti oleh Francis Bacon, Leonardo da Vinci, dan Johanes Kepler. Sementara dalam bidang optika, Ibnu Haitam merupakan tokoh besar antara Claudius Ptolemaeus dan Witelo
Selain bidang-bidang di atas, masih banyak lagi bidang yang digarap oleh para cendekiawan muslim, misalnya, cendekiawan muslim dalam lapangan teologi, umpamanya adalah, Abu Hasan al Asy’ari (873-935), al-Juba’i ( w. 303 H), Abu Mansur Muhammad al Maturidi (w. 944), dan Abu Yusr al Bazdawi (421-493). Dalam lapangan hadits, dikenal beberapa nama ilmuwan besar, seperti Imam Bhukari (w. 870), Imam Muslim (w. 875), Aa Tirmizi (w. 892), dan Al Nasa’i (w. 915).
Tokoh cendekiawan muslim dalam lapangan ilmu sosial, antara lain adalah Yaqut bin Abdullah al-Hamawi (1179-1229) yang mengarang kitab Mu’jam al Buldan (kamus negara) yang merupakan sebuah kamus tentang ilmu bumi. Seorang ahli ilmu bumi yang paling terkenal yang pernah melakukan lawatan untuk penelitian, dan bahkan pernah bermukim di Aceh, adalah Muhammad bin Abdullah bin muhammad bin Ibrahim Abu Abdullah al Lawati al Tanji bin Batutah atau Ibnu Batutah (1304-1377) yang berasal dari Maroko. Seorang ahli yang amat terkenal dibarat sampai sekarang ialah Waliuddin Abdurahman bin Khaldun atau Ibnu Khaldun (1332-1406) yang mengarang buku Muqaddimah(Pendahuluan). Tokoh ini dikenal sebagai bapak Historiografi Modern. Pada lapangan filsafat kita mengenal pula cendekiawan muslim yang amat besar jasanya terhadap dunia, antara lain Abu Yusuf Ya’qub bin Ishak Al Kindi (801-866) yang terkenal sebagaifailasuf al-Arab, yang juga mengasai banyak cabang ilmu lain seperti, matematika, geometri, astronomi, farmakologi, ilmu hitung, dan optik. Filsuf lain lain adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammadd bin Tarkhan bin Uzlag Al Farabi (870-950) yang juga memiliki keahlian dalam lapangan logika, politik, ilmu jiwa, dan sebagainya. Filsuf ini mendapat gelar sebagai al Mu’alim al Sani (artinya “guru kedua” sedangkan “guru pertama” adalah Aristoteles). Filsuf lain yang tidak kalah besarnya ialah Abu al Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhamad bin Rusyd atau Ibnu Rusyd (1126-1198) yang juga memiliki berbagai keahlian dalam lapangan ilmu lain.
Dalam catatan sejarah, setelah kekalahan Sholahuddin al Ayyubi, pemimpin terakhir dari dinasti Ayyubiyyah, oleh raja Richard, raja Inggris, pemimpin tentara kristiani, pada perang salib, seluruh maha karya para cendekiawan muslim yang berada di perpustakaan di hanyutkan ke dalam sungai Eufrat oleh Richard setelah disalin ke dalam beberapa bahasa mereka, diantaranya bahasa Spanyol, Perancis, Jerman, Inggris dan sebagainya.   
Dari beberapa riwayat di atas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa para cendekiawan muslimlah peletak cikal bakal semua ilmu pengetahuan modern dewasa ini bukannya ilmuwan Eropa/Barat, seperti pengakuan mereka selama ini.
Pada masa sekarang ilmuwan muslim juga cukup banyak, walaupun kebesarannya tidak setara dengan ilmuwan yang tersebut diatas. Ilmuwan muslim itu dapat pula dikelompokkan menurut daerah asalnya, seperti ilmuwan muslim Indonesia, Malaysia, dan Mesir. Demikian pula, mereka dapat dikelompokkan menurut bidang keahliannya, seperti bidang ekonomi, kedokteran, dan fisika.
Di Indonesia sendiri, kita sudah tidak asing dengan pemikiran Nur Kholis Majid, Abdurrahman Wahid dan lainnya tentang Islam Modern dan demokrasi.
     E. Bidang Sosiologi
1.  Ibnu Khaldun
Nama lengkap Ibnu Khaldun adalah Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin bin Khaldun. Nama kecilnya Abdurrahman. Nama panggilnya Abu Zaid; gelarnya Waliuddin, dan nama populernya Ibnu Khaldun. (Ali Abdul Wahid Wafi’, 1985:5) Ibnu Khaldun dikenal dengan Ibnu Khaldun karena dihubungkan dengan garis keturunan kepada kakeknya yang kesembilan, yaitu Khalid bin Utsman, dan dia adalah orang pertama dari marga ini yang memasuki negeri Andalusia bersama para penakluk berkebangsaan Arab. Dia dikenal dengan nama Khaldun sesuai dengan kebiasaan orang-orang Andalusia dan orang-orang Maghribi, yang terbiasa menambahkan huruf wawu dan nun di belakang nama-nama orang terkemuka sebagai penghormatan dan takzim, seperti Khalid menjadi Khaldun.

Ibnu Khaldun di lahirkan di Tunisia pada awal Ramadhan tahun 732 H, atau tepatnya pada 27 Mei 1333. Rumah tempat kelahirannya masih utuh hingga sekarang yang terletak di jalan Turbah Bay. Dalam beberapa tahun terakhir ini rumah tersebut menjadi pusat sekolah Idarah ‘Ulya, yang pada pintu masuknya terpampang sebuah batu manner berukirkan nama dan tanggal kelahiran Ibnu Khaldun.

Bani Khalduniyah di Andalusia memainkan peran yang cukup menonjol, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun politik. Setelah menetap di Carmona, kemudian mereka pindah ke Sevilla, dikarenakan situasi politik di Andalusia yang mengalami kekacauan, baik karena perpecahan di kalangan Muslim maupun karena serangan pihak Kristen di Utara, maka Banu Khaldun pindah lagi ke Afiika Utara. Al- Hasan Ibn Jabir adalah nenek moyang Ibnu Khaldun yang mula-mula datang ke Afiika Utara, di mana Ceuta merupakan kota pertama kali yang mereka pijak, sebelum pindah ke Tunis pada tahun 1223. (Toto Suharto, 2003:33)

Di Tunis, di tempat barunya, Banu Khaldun tetap memainkan peran penting. Muhammad Ibn Muhammad, kakek Ibnu Khaldun, adalah seorang ‘hajib’, kepala rumah tangga istana dinasti Hafsh. la sangat dikagumi dan disegani di kalangan istana, berkali-kali Amir Abu Yahya al-Lihyani (711 H), pemimpin dinasti al-Muwahhidun yang telah menguasai bani Hafz di Tunis, menawarkan kedudukan yang lebih tinggi kepada Muhammad Ibn Muhammad, tetapi tawaran itu ditolaknya, pada akhir hayatnya, kakek Ibnu suka menekuni ilmu-ilmu keagamaan hingga wafatnya pada 1337 M.

Dari latar belakang keluarganya yang banyak bergerak dalam bidang politik dan pengetahuan seperti inilah Ibnu Khaldun dilahirkan di Tunisia pada awal Ramadhan 732 H. Menurut perhitungan para sejarawan, hal ini bertepatan dengan 27 Mei 1333 M. Kondisi keluarga seperti itu kiranya telah berperan dominan dalam membentuk kehidupan Ibnu Khaldun. Dunia politik dan ilmu pengetahuan telah begitu menyatu dalam diri Ibnu Khaldun. Ditambah lag! kecerdasan otaknya juga berperan bagi pengembangan karirnya. (Toto Suharto, 2003:34)

Secara detail perjalanan hidup Ibnu Khaldun akan dipaparkan dalam tiga fase, yaitu:

Fase pertama; Masa Pendidikan
Fase pertama ini dilalui Ibnu Khaldun di Tunis dalam jangka waktu 18 tahun, yaitu antara tahun 1332-1350 M. Seperti halnya tradisi kaum Muslim pada waktu itu, ayahnya adalah guru pertamanya yang telah mendidiknya secara tradisional, mengajarkan dasar-dasar agama Islam. Di samping ayahnya, Ibnu Khaldun juga mempelajari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dari para gurunya di Tunis. Tunis pada waktu itu merupakan pusat para ulama dan sastrawan, tempat berkumpulnya para ulama Andalusia yang lari menuju Tunis akibat berbagai peristiwa politik.

Seperti halnya Toto Suharto, menukilkan dari Fathiyah Hasan Slaiman bahwa disebutkan beberapa gurunya yang berjasa dalam perkembangan intelektualnya. Di antaranya adalah Abu Abdillah Muhrnas Ibn Sa’ad al-Anshari dan Abu al-Abbas Ahmad ibn Muhammad al-Bathani dalam qira’at; Abu Abdillah Ibn al-Qashar dalam ilmu gramatika Arab; Abu ‘Abdillah Muhammad Ibn Bahr dan Abu Abdillah Ibn Jabir al-Wadiyasyi dalam sastra; Abu Abdillah al-Jayyani dan Abu Abdillah ibn Abd al-Salam dalam ilmu fiqh; dan masih banyak lagi gurunya. Walaupun dia mempunyai banyak guru dan mempelajari berbagai disiplin ilmu, pendidikan yang diperoleh Ibnu Khaldun sangatlah mendalam dan terkesan dalam dirinya.
Dilihat dengan banyaknya disiplin ilmu yang dipelajari oleh Ibnu Khaldun pada masa mudanya, dapat diketahui bahwa beliau memiliki kecerdasan otak yang luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa Ibnu Khaldun adalah orang yang memiliki ambisi tinggi, yang tidak puas dengan satu disiplin ilmu saja. Pengetahuan begitu luas dan bervariasi. Hal ini merupakan kelebihan yang sekaligus juga merupakan kekurangannya.

Thursday, February 5, 2015

PRANATA SOSIAL

A. PENGERTIAN PRANATA SOSIAL
1. Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial berasal dari kata bahasa Inggris, yaitu social institution. Menurut Koentjaraningrat, pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dalam hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi komplek-komplek kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Beberapa ahli sosiologi menjermahkan pranata sosial dengan istilah yang berbeda-beda. Ada yang mengemukakan lembaga kemasyarakatan, bangunan sosial, ataupun lembaga sosial. Berikut ini adalah pengertian pranata sosial dari para ahli sosiologi.
a. Koentjaraningrat
Lembaga sosial atau pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas khusus dalam kehidupan masyarakat. Pengertian ini menekankan pada sistem tata kelakukan atau norma-norma untuk memenuhi kebutuhan (dalam buku Pengantar Sosiologi).
b. Bruce J. Cohen
Pranata sosial adalah sistem pola-pola sosial yang tersusun rapi dan relatif bersifat permanen serta mengandung perilaku-perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat (dalam buku Sosiologi : Suatu Pengantar-Terjemahan).
c. Mac Iver dan Page
Pranata sosial adalah tata cara dan prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang berkelompok dalam suatu kelompok masyarakat (dalam buku A Text Book of Sociology).
d. Joseph S. Rucek dan Roland L. Warren
Pranata sosial adalah pola-pola yang mempunyai kedudukan tetap untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang muncul dari kebiasaan-kebiasaan dengan mendapatkan persetujuan dan cara-cara yang sudah tidak dipungkiri lagi untuk memenuhi konsep kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan suatu struktur.
e. Alvin L. Berrtrand
Pranata sosial adalah kumpulan norma sosial (struktur-struktur sosial) yang telah diciptakan untuk melaksanakan fungsi masyarakat (dalam buku Sosiologi).
f. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dianggap penting.
g. Summer
Lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan dipandang dari sudut kebudayaan adalah perbuatan, cita-cita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan yang bersifat kekal. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat juga disimpulkan pengertian sosiologis
bahwa lembaga sosial adalah sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang
oleh masyarakat dianggap penting. Sistem norma tersebut meliputi gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi.
Di dalam perkembangannya, norma-norma tersebut berkelompok-kelompok pada berbagai kebutuhan manusia. Misalnya, kebutuhan akan pencaharian hidup menimbulkan lembaga pertanian, dan industri. Kebutuhan akan pendidikan menciptakan sekolah dan pesantren. Kebutuhan jasmaniah manusia menimbulkan olahraga dan pemeliharaan kesehatan.
Pranata sosial adalah sistem norma yang berlaku di masyarakat untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dianggap penting. Dalam sistem norma terkandung ketentuan sanksi (reward system).
Pranata sosial tidak terbentuk secara tiba-tiba, tetapi melalui proses yang panjang. Proses pertumbuhan lembaga kemasyarakatan terkait dengan norma-norma masyarakat dan sistem pengendalian sosial (social control). Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga (institusionalized) apabila norma tersebut memenuhi tahapan-tahapan diketahui, dipahami atau dimengerti, ditaati, dan dihargai oleh masyarakat.
B. CIRI-CIRI PRANATA SOSIAL
Suatu pranata sosial tentu memiliki ciri-ciri umum. Dalam bukunya yang berjudul General Feature of Social Institutions, Gillin dan Gillin mengemukakan ciri umum pranata sosial sebagai berikut:
1. Pola-pola pemikiran dan perilaku terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
2. Mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu. Sistem norma dan bermacam- macam tindakan akan menjadi bagian lembaga sosial setelah melewati waktu yang lama.
3. Mempunyai tujuan tertentu.
4. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya bangunan, peralatan, dan mesin. Bentuk serta penggunaan alat tersebut biasanya berlainan antara masyarakat yang satu dengan yang lain.
5. Memiliki lambang-Iambang yang menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Kadang-kadang lambang tersebut berwujud tulisan-tulisan atau slogan-slogan. Misalnya lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila yang mencantumkan tulisan Bhinneka Tunggal Ika dan perisai lambang sila dari Pancasila. Lambang Garuda Pancasila secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi negara Indonesia.
6. Mempunyai tradisi tertulis maupun tidak tertulis. Yang merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku, dan lain-lain lembaga sosial tersebut.
Dalam masyarakat akan dijumpai bermacam-macam lembaga sosial. Tipe-tipe pranata sosial tersebut dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang. Menurut Gillin dan Gillin pranata sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Menurut Perkembangannya
Berdasarkan perkembangannya lembaga sosial diklasifikasikan menjadi crescive institutions dan enacted institutions. Crescive institutions disebut lembaga paling primer dan tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Misalnya, hak milik, perkawinan, dan agama. Enacted institutions sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dibentuk sekolah dan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dibentuk rumah sakit.
2. Menurut Sistem Nilai yang Diterima Masyarakat
Berdasarkan sistem nilai yang diterima masyarakat lembaga sosial terdiri atas basic institutions dan subordinary institutions. Basic institutions dianggap sebagai lembaga sosial yang penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Misalnya kepolisian, sekolah, dan pengadilan. Subordinary institutions adalah lembaga sosial yang dianggap kurang penting, misalnya kegiatan yang ber-tujuan untuk rekreasi.
3. Menurut Penerimaan Masyarakat
Menurut penerimaan masyarakat, lembaga sosial dapat diklasifikasikan menjadi social sanctioned institutions dan unsanctioned institutions. Sosial sanctioned institutions adalah lembaga yang dapat diterima oleh masyarakat, misalnya sekolah, badan usaha, dan koperasi. Unsanctioned institutions adalah lembaga yang ditolak atau dihindari keberadaannya dalam masyarakat. Akan tetapi keberadaan lembaga ini tidak berhasil diberantas. Misalnya, pelaku tindakan kriminal.
4. Menurut Faktor Penyebarannya
Berdasarkan faktor penyebarannya lembaga sosial meliputi general institutions dan restricted institutions. General institutions adalah lembaga yang penyebarannya hampir meliputi seluruh dunia, misalnya agama. Hampir semua penduduk dunia memeluk agama. Sedangkan Restricted institutions adalah penyebaran yang terbatas pada masyarakat tertentu. Misalnya agama Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha yang dianut oleh masyarakat-masyarakat tertentu di dunia ini.
5. Menurut Fungsinya
Sesuai dengan fungsinya, lembaga sosial terdiri atas operative institutions dan regulative institutions. Operative institutions berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Misalnya, lembaga industrialisasi yang berupa badan usaha. Regulative institutions adalah lembaga yang
mengawasi tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga tersebut. Misalnya lembaga hukum seperti kepolisian dan kejaksaan.
C. PERAN DAN FUNGSI PRANATA SOSIAL
Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia
pada dasarnya mempunyai beberapa peran dan fungsi sebagai berikut.
1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat.
2. Menjaga keutuhan masyarakat.
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control). Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
Dalam hubungan yang berjudul Socioligy, Paul B. Horton dan Chester L. Hunt berpendapat tentang fungsi pranata sosial. Fungsi tersebut sebagai berikut.
1. Fungsi Manifes
Fungsi manifes lembaga sosial adalah fungsi yang merupakan tujuan lembaga yang diakui. Misalnya, lembaga ekonomi harus menghasilkan atau memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan pokok serta mengarahkan arus modal ke pihak yang membutuhkan.
2. Fungsi Laten
Fungsi laten lembaga sosial adalah hasil yang tidak dikehendaki dan mungkin tidak diakui, atau jika diakui dianggap sebagai hasil sampingan. Misalnya, pada lembaga ekonomi. Lembaga ini tidak hanya memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan pokok, tetapi juga meningkatkan pengangguran dan kesenjangan sosial.
D. JENIS-JENIS PRANATA SOSIAL
Dalam kehidupan masyarakat, banyak sekali terdapat pranata sosial. Penganekaragaman pranata-pranata sosial tersebut berbeda-beda antara orang satu dengan yang Iainnya. Menurut Koentjarainingrat, ada delapan macam pranata sosial, yaitu sebagai berikut.
1. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan, misalnya keluarga.
2. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian, misalnya pertanian.
3. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan, misalnya TK, SD, SMP, dan SMA.
4. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, misalnya i1mu pengetahuan.
5. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan rohanil batiniah dalam menyatakan rasa keindahan dan rekreasi, misalnya seni rupa, seni lukis.
6. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib, misalnya masjid, gereja, pura, wihara.
7. Pranata sosial yangbertujuan memenuhi kebutuhan untuk mengatur kehidupan berkelompk-kelompok/bernegara, misalnya pemerintahan, partai politik.
8. Pranata sosial yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmani rnanusia, misalnya pemeliharaan kesehatan dan kecantikan.
1. Pranata Keluarga
Keluarga merupakan kesatuan kelompok terkecil dalam masyarakat. Semua masyarakat pasti ada keluarga. Menurut Robert M.Z. Lawang, keluarga memiliki empat karakteristik, yaitu.
a. terdiri atas orang.orang yang bersatu karena ikatan perkawinan,
b. anggota keluarga hidup bersama dalam satu rumah dan membentuk rumah tangga,
c. merupakan satu kesatuan orang yang berinteraksi dan berkomunikasi,
d. melaksanakan dan mempertahankan kebudayaan yang sama.
Keluarga adalah kelompok orang-orang yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan darah, atau adopsi yang membentuk satu rumah tangga yang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan dan melalui peran-perannya sendiri sebagai anggota keluarga dan yang mempertahankan kebudayaan masyarakat yang berlaku umum atau menciptakan kebudayaannya sendiri. Keluarga, terbentuk dan pernikahan seorang laki-laki dan perempuan. Keluarga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. mempunyai dasar emosional (kasih sayang),
b. dilakukan dalam bentuk perkawinan,
c. memiliki keturunan, dan
d. memiliki tempat tinggal.
Pranata dalam keluarga disebut pranata keluarga. Pranata keluarga merupakan pranata yang memiliki kegiatan dalam suatu keluarga, yang berkaitan dengan proses untuk melaksanakan tujuan keluarga. Pranata keluarga memiliki tujuan untuk mengatur manusia dalam hal melanjutkan keturunan (repruduksi).
Pranata keluarga memiliki fungsi nyata, yaitu sebagai berikut :
a. Mengatur masalah hubungan seksual untuk melanjutkan keturunan melalui ikatan pernikahan.
b. Mengatur masalah tanggung jawab untuk merawat dan mendidik anak.
c. Mengatur masalah hubungan kekerabatan.
d. Memiliki fungsi afeksi, yaitu dapat mencurahkan kasih sayang antaranggota keluarga.
Setain fungsi di atas pranata keluarga juga memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Manganut masalah ekonomi keluarga.
b. Melaksanakan pengendalian sosial terhadap anggota keluarga agar tidak melakukan penyimpangan.
c. Mewariskan gelar kebangsawanan.
d. Melindungi anggota keluarga
Menurut Robert M.Z. Lawang, terdapat tiga fungsi keluarga, yaitu sebagai
berikut.
a. Fungsi seksual dan reproduksi.
b. Fungsi ekonomi.
c. Fungsi edukatif (pendidikan).
Keluarga merupakan media awal dari suatu pembentukan kepribadian. Dalam keluarga, orang tua memberikan perhatian untuk mendidik anak-anaknya agar anaknya memperoleh dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik sehingga membentuk pribadi yang baik juga. Keluarga sebagai salah satu bentuk pranata sosial merupakan lingkungan yang pertama kali menjadi pondasi dalam proses pembentukan kepribadian individu.
2. Pranata Agama
Sebagai sebuah pranata sosial, agama berarti sistem keyakinan dan praktik keagamaan yang penting dari masyarakat yang telah dilakukan dan dirumuskan serta yang dianut secara luas dan dipandang sebagai perlu dan benar. Pranata agama merupakan salah satu pranata yang sangat panting dalam mengatur kehidupan masyarakat. Pranata agama merupakan pranata sosial tertua. Pranata agama memberikan petunjuk serta kaidah-kaidah bagi umat manusia untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman dan kesejukan rohani pemeluknya. Setiap agama menginginkan umatnya untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.
Agama sebagai suatu pranata, juga memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Memberikan pedoman hidup bagi manusia dalam berhubungan dengan Tuhan dan manusia lain.
b. Membantu manusia dalam memecahkan persoalan baik yang bersifat duniawi maupun akhirat.
c. Memberikan ketenangan batin dan kesejukan rohani.
d. Memberikan bimbingan kepada manusia supaya kehidupannya Iebih terarah dan berimbang.
e. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam mengarungi kehidupan.
Pranata agama memiliki peran yang berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Peran pranata agama dalam kehidupan seperti mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan hubungan manusia dengan lingkungan alamnya. Contoh peran pranata agama dalam mengatur hubungan manusia dengan sesamanya adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan ibadah bersama umat beragama yang sama dengan agama kita seperti salat berjamaah, kebaktian bersama, bersembahyang di pura.
b. Menghormati dan bekerja sama dengan sesama umat beragama yang sama atau pun yang berbeda.
c. Berdiskusi bersama mengenai masalah sosial kemasyarakatan.
d. Mengikuti kegiatan kemasyarakatan di kampung seperti karang taruna, PKK, dasawisma, posyandu, dan kerja bakti.
e. Menghormati sesama yang sedang melasanakan ibadah.
Contoh peran pranata agama dalam mengatur hubungan manusia dengan alam
adalah sebagai berikut.
a. Membuang sampah dan sisa-sisa kotorannya pada tempatnya.
b. Melakukan penghijauan hutan-hutan gundul/reboisasi
c. Merawat dan menyirami semua tanaman di rumah setiap hari.
d. Memberishkan saluran air setiap waktu agar tidak menimbulkan penyakit dan bencana.
e. Tidak menebang hutan sembarangan.
3. Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi adalah bagian dari pranata sosial yang bersangkut paut dengan pengaturan bidang ekonomi supaya ketertiban masyarakat tetap terpelihara. Ekonomi diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi.
a. Produksi
Produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam kegiatan produksi memiliki faktor-faktor sebagai berikut.
1) Modal, yaitu hal yang merpakan faktor utama, sebab tanpa modal mustahil rasanya memenuhi biaya operasional, pembelian alat, atau pengembangan usaha.
2) Pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan bagi karyawan.
3) Pemanfaatan sumber daya alam.
b. Distribusi dan Pemasaran
Disribusi adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen kepada konsumen. Dalam usaha penyaluran ini kaidah dan norma tetap diperlukan. Dalam kegiatan distribusi ada norma dan kaidah yang disepakati. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses distribusi, yaitu:
1) tidak boleh memanipulasi mutu barang,
2) tidak boleh mempermainkan harga,
3) tidak boleh menimbun barang,
4) menetapkan harga yang layak, dan
5) menggunakan iklan dengan tidak merugikan konsumen.
c. Konsumsi
Konsumsi adalah tindakan seseorang yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan kegunaan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan hidupnya, orang yang melakukan tindakan konsumsi dusebut konsumen. Paul Samuelson mengemukakan bahwa pranata ekonomi merupakan cara- cara atau perilaku yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
4. Pranata Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan masyarakat untuk meyebarkan pengetahuan, nilai, norma, dan ideologi untuk mempersiapkan para generasi muda dalam mengambil alih peran generasi tua dan generasi muda mengambil peran yang baru. menurut William Kornblum pendidikan sebagai pranata sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang. Melalui pendidikan, seseorang akan lebih mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dan memiliki wawasan yang luas sehingga tujuan hidup akan tercapai.
Pranatapendidikan rnemiliki fungsi sebagai berikut :
a. Mendorong tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan (dasar, menengah, dan tinggi) beserta aparat-aparatnya.
b. Terselenggaranya kegiatan-kegiatan mensosialisasikan kebudayaan kepada warga masyarakat.
c. Terpeliharanya hasil-hasil kebudayaan warga masyarakat sebagai bagian dari sistem norma dan pranata sosial.
d. Sebagai wahana dan media pengendalian sosial bagi warga masayarakat.
e. Sebagai wahana untuk mendidik dan membina warga masyarakat di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan lainnya.
f. Mengarahkan warga masyarakat untuk mengembangkan kehidupan ber-masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pada zaman dahulu, manusia hidup dalam kelompok-kelompok masyarakat kecil dan sederhana. Oleh karena itu, pendidikan diperoleh dan orang-orang sekitar. Seiring perkembangan zaman, pendidikan dalam masyarakat tradisional pun berkembang dan modern. Perkembangan pendidikan dalam masyarakat modern bersifat massal dan memiliki dua aspek dalam rnembentuk warga masyarakat yang baik, yaitu sebagai berikut :
a. Aspek individual, yaitu pendidikan berfungsi untuk memengaruhi dan men- ciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan pribadi anak secara optimal.
b. Aspek sosial, yaitu pendidikan di sekolah bertugas mendidik anak agar dapat mengabdikan diri pada masyarakat.
Dengan demikian, kita dapat simpulkan bahwa pendidikan akan memberikan bekal ilmu pengetahuan, ketrampilan, budi pekerti, dan kepribadian bagi manusia, Pendidikan selalu diperlukan manusia sepanjang hidupnya sehingga ada pepatah life long education.
5. Pranata Politik
Setiap negara pasti memiliki politik yang dijalanlan dalam penyelenggaraan negara. Dalam melaksanakan polilik, pasti ada pranata-pranata politik yang dilakukan. Pranata politik merupakan pranata yang memiliki kegiatan dalam suatu nagara yang berkaitan dengan proses untuk menentukan dan melaksanakan tujuan negara, dalam hal ini adalah pemerintah negara. Pranata politik memiliki beberapa norma dan status yang berhubungan dengan kekuasaan dan otoritas.
Pranata politik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Adanya suatu komunitas manusia yang hidup bersama atas dasar nilai-nilai yang disepakati bersama.
b. Adanya asosiasi politik yang disebutkan pemerintah yang aktif.
c. Pemerintah melaksanakan fungsi-fungsi untuk kepentingan bersama.
d. Pemerintah diberi kewenangan untuk memonopoli penggunaan atau ancaman paksaan/siksa.
e. Pemerintah mempunyai kewenangan tersebut pada wilayah tertentu.
Selain ciri-ciri yang dimilikinya pranata politik memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Pelembagaan norma melalui UU yang disampaikan oleh badan legislatif.
b. Pelaksanaan UU telah disetujui.
c. Penyelesaian konflik yang terjadi di antara anggota masyarakat.
d. Penyelenggaraan pelayanan seperti kesehatan, pendidikan.
e. Perlindungan warga negara dan kesiagaan pemerintah menghadapi bahaya

KETENAGAKERJAAN


A.      Tenaga Kerja
-          Bekerja akan mendapakykn penghailan yang akan digunaka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
-          Jenis pekerjaan setiap rang berbeda-beda karena dippengaruhi oleh kualitas (kemampuan/keahlian), latar belakang pendidikan, ataupun pengalaman.
-          Menurut UU No. 13 tahun 2011 Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barag dan jasa, baik untuk memenuh kebutuhannya sendiri maupun untuk masyarakat.
-          Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja, sebelum, selama, dan setelah masa kerja.
1.       Tenaga Kerja Jasmani
Tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang melakukan kegiatannya lebih banyak menggunakan tenaga fisik.
a.       Tenaga kerja terdidik (skilled labour)
Tenaga kerja yang memerlukan pendidikan sampai suatu jenjang yang lebih tinggi. Contohnya: dokter, insinyur, dosen, dsb.
b.      Tenaga kerja terlatih (tarined labour)
Tenaga kerja yang dihasilkan dari suatu pelatihan dan pengalaman. Contohnya: supir, montir bengkel, tenaga pemasaran, dsb.
c.       Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled and untrained labour)
Tenaga kerja yang dalam pekerjanya tidak memerlukan pendidikan maupun pelatihan terdahulu. Contohnya: ojek, tukang sapu, penjaga, sekolah, dsb.
2.       Tenaga Kerja Rohani
Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang saat melakukan pekerjaannya lebih banyak memanfaatkan day pikir, misalnya seorang manajer dan pimpinan perusahaan.
B.      Angatan Kerja
-          Bekerja adalah suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan minimal 1 jam per minggu dan secara bertueut-turut (kontinu) oleh seseorang untuk memperoleh penghasilan.
-          Pengangguran adalah orang yang tidak memiliki suatu pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan suatu pendapatan atau orang yang memilikii pekerjaan namun lama bekerjanya kurang dari satu jam per minggu dan tidak dikerjakan secara berturut-turut.
-          Angkatan kerja adalah penduduk berusia 15 – 65 tahun yang bekerja atau memiliki pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja atu sedang mencari pekerjaan. Angkatan kerja dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
o   Pekerja penuh: orang yang sudah benar-benar bekerja penuh.
o   Pengangguran: orang yang ingin bekerja tetapi belum mendapat pekerjaan sehingga  menjadi pengangguran (pengangguran terpaksa) atau orang yang tidak ingin bekerja walaupun tersedia kesempatan untuk bekerja (pengangguran sukarela).
1.       Pengangguran menurut sebabnya
a.       Pengangguran struktural
Pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan struktur perekonomian atau ketidak cocokan dalam hal keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja.
Contoh: negara dari sektor agrasis ke sektor industri menyebabkan petani menganggur.
b.      Pengangguran friksional
Pengangguran yang terjadi untuk sementara waktu saja.
Contoh:  pekerja yang beralih pekerjaan atau sengaja tidak bekerja karena menunggu tawaran pekerjaan yang lebih baik.
c.       Pengangguran teknologi
Pengangguran yang terjadi karena peran teknologi yang dapat menggantikan kedudukan manusia dalam proses produksi. Contoh: penggantian tenaga buruh (manusia) ke tenaga mesin atau robot.
d.      Pengangguran musiman
Pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang sifatnya musiman.
Contoh: buruh tani yang menggur karena musim tanam berakhir.
e.      Pengangguran siklus
Pengangguran yang disebabkan oleh adanya ketidakstabilan keadaan perekonomian suatu negara.
Contoh: karena krisis ekonomi banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).
2.       Pengangguran berdasarkan sifatnya
a.       Pengangguran terbuka
Seseorang yang menganggur karena benar-benar tidak memiliki pekerjaan. Hal ini terjadi karena kesempatan yang kurang seimbang dengan angkatan kerja.
b.      Pengangguran terselubung
Seseorang yang bekerja namun tidak maksimal karena sesungguhnya tenaga tidak begitu dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut. Misalnya pemilik toko mempekerjakan saudaranya untuk menjaga toko.
c.       Setengah pengangguran
Terjadi apabila seseorang yang bekerja namun tidak dapat bekerja maksimal apabila dilihat dari sisi waktu bekerjanya. Misalnya sesorang yang kerja kurang dari 40 jam kerja per minggu atau upahnya tidak mencukupi standar Upah Umum Regional (UMR).
C.      Pasar Kerja
Pasar kerja adalah segala bentuk kegiatan atau aktivitas yang mempertemukan para pencari kerja dengan lowongan pekerjaan yang tersedia.
Para pelaku yang terlibat dalam pasar kerja:
1.       Pengusaha
Pihak yang membutuhkan faktor produksi berupa tenaga kerja untuk dapat menjalankan kegiatan produksinya.
2.       Pencari kerja
Orang-orang yang termasuk dalam angkatan kerja namun belum memiliki pekrjaan dan sedang berusaha untuk mencari pekerjaan.
3.       Perantara
Perantara (pihak ketiga) memberi kemudahan bagi para pengusaha dan pencari kerja untuk saling berhubungan. Fungsi perantara dapat dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja (Depnaker), lembaga-lembaga yang menyeenggarakan jobfair, atau perusahaan alih daya (out sourcing) tenaga kerja.
Permasalahan yang terjadi di pasar kerja:
-          Dari sisi pencari kerja, permasalahn yang terjadi antara lain latar belakang pendidikan, pengalaman, da tuntutan para pekerja mengenai gaji.
-          Dari sisi penyedia lowongan pekerjaan, permasalah yang terjadi antara lain rendahnya daya serap pasar kerja serta lambatnya penciptaan lapangan pekerjaan yang berkaitan dengan tingkat perekonomian negara.
-          Informasi mengenai lowongan pekerjaan tidak tersebar dengan baik. Sehingga banyak pencari kerja yang tidak mengetahui adanya lowongan pekerjaan.
-          Tuntutan akan gaji yang kurang memadai seringkali berujung pada aksi protes dan demonstrasi. Sehingga perusahaan lebih berhati-hati dalam mencari dan mempekerjakan tenaga kerja baru.
D.      Masalah-Masalah Ketenagakerjaan
-          Tenaga kerja yang ahli, terampil, dan tangguh merupakan faktor utama dalam pembangunan ekonomi negara.
-          Permasalahan utama ketenaga kerjaan adalah permasalahan pasar kerja dan masalah pengangguran.
-          Selain dampak perekonomian, pengang-guran juga berdampak nonekonomi yaitu:
1.       Kerawanan sosial dan moral
Pengangguran yang frustasi akan cenderung melakukan perbuatan kriminal untuk bisa memperoleh penghasilan.
2.       Membebani orang lain dan negara
Pengangguran akan sangat bergantung pada orang di sekitarnya yang telah bekerja dan menjadi beban negara yang berkewajiban untuk membantu kehidupan warga negarnya.
3.       Mengurangi pendapatan negara
Pendapatan pemerintah dari sektor pajak penghasil (PPh) akan berkurang.
4.      Mengurangi tingkat produktivitas masyarakat
Pengangguran tidak mampu mengembangkan kualitasnya sehingga ilmu dan keterampilannya sia-sia.
E.       Peran Pemerintah dalam Menaggulangi Masalah Ketenagakerjaan di Indnesia
-          Badan PBB yang menangani masalah ketenagakerjaan di seluruh dunia adalah International Labour Organizatio (ILO)
-          Pasal 27 UUD 1945 ayat 2, menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian.
1.       Faktor penyebab masalah ketenagakerjaan di Indonesia
a.       Kemiskinan
Keadaan ekonomi memaksa warga negara untuk mementingkan kebutuhan pokoknya. Kebutuhan pendidikan kurang mendapat perhatian sehingga menyulitkan mereka untuk berkompetensi dalam pasar kerja.
b.      Keadaan masyarakat
Keadaan masyarakat suatu negara yang kacau akan menghambat para investor untuk berinvestasi di negara tersebut. hal tersebut menyebabkan minimnya jumlah lapangan pekerjaan.
c.       Globalisasi
Persaingan perekonomian antarnegara semakin sengit dengan adanya pasar terbuka. Para pencari kerja akan berkompetensi dengan para pencari kerja dari negara lain.
2.       Usaha-usaha pemerintah untuk menanggulangi masalah ketenagakerjaan
a.       Mengeluarkan peraturan perundang-undangan tentang ketenagakerjaan
UU No. 13 tahun 2001 mengatur tentang hak serta kewajiban perusahaan dan tenaga kerja dari masalah upah, perlindungan, pelatihan, dsb.
b.      Meningkatkan kualitas tenaga kerja
Melaksanakan program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan pemerintah.
c.       Memperluas lapangan pekerjaan
-          Mengembangkan dan mendorong sektor wirausaha
-          Mengadakan proyek padat karya (banyak pekerja)
-          Mengupayakan pengembangan atas penanaman modal
-          Mengembangkan potensi daerah untuk mengurangi urbanisasi
d.      Pemerataan lapangan pekerjaan
Mengupayakan pemerataan kesempatan kerja di masing-masing daerah agar pembangunan tidak terkonsentrasi di kota.
e.      Perbaikan gaji serta perlindungan tenaga kerja
Setiap tahunnya pemerintah melakukan upaya penyesuaian tingkat upah minimum regional (UMR) dan memberikan jaminan kesehatan pada pekerja melalui jamkesmas.

Friday, January 16, 2015

Pengertian, Sifat, Fungsi, dan Macam-macam Darah

DARAH

Darah adalah salah satu bagian tubuh yang paling mendapat perhatian dan penghargaan yang tinggi. Demikian tinggi penghargaaan tersebut, seringkali dihubungkan dengan berbagai hal yang sebenarnya di luar fungsi darah itu sendiri. Berbagai ungkapan seperti “darah daging”, “pertalian darah” , “tanah tumpah darah” , “darah biru” , “darah muda” , dan “darah mendidih” yang digunakan dalam  percakapan. Hal ini menunjukkan betapa tingginya nilai darah pada pandangan manusia. Di pihak lain, darah juga melambangkan semangat hidup dan kemudaan. Hali ini juga dijimpai tidak hanya sekedar dalam ungkapan, tetapi juga dalam tindakan. Dalam pengobatan lama ada tindakan bekam, yaitu melukai kulit untuk engeluarkan darah yang dianngap “kotor”, dalam usaha mengobatan penyakit. Bahkan dalam praktinya, di abad pertengahan masehi orang sudah melakukan transfuse darah untuk tujuan “mempermuda”(rejuvenilisasi) tubuh.
A.     Pengertian Darah
Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transport berbagai bahan serta fungsi homeostatis.
B.      Sifat Darah
Darah adalah suatu cairan yang kental dan berwarna merah. Kedua sifat utama ini, yaitu merah dan kental, membedakan darah dari cairan tubuh yang lain. Kekentalan ini disebabkann oleh banyaknya senyawa dengan berbagai macam berat molekul, dari yang kecil sampai yang besar seperti protein, yang terlarut dalam darah. Warna merah, yang memberi ciri yang sangat khas bagi darah, disebabkan oleh adanya senyawa yang berwarna merah dalam sel-sel darah merah yang tersuspensi dalam darah.
C.      Fungsi Darah
1.         Respirasi-transpor oksigen dari paru-paru ke jarinagn dan COdari jaringan ke paru-paru
2.        Nutrisi- transpor zat-zat makanan yang diabsorpsi
3.        Ekskresi- transport sisa metabolism ke ginjal, paru-paru, kulit dan usus untuk dibuang
4.        Pemeliharaan keseimbangan asam basa di dalam tubuh
5.        Pengaturan keseimbanag air melalui efek darah terhadap pertukaran air antara cairan yang beredar dan cairan jaringan
6.        Pengatur suhu tubuh dengan penyebaran panas tubuh
7.        Pertahanan terhadap infeksi oleh sel darah putih dan antibodi yang beredar
8.        Transport hormone, pengaturan metabolism
9.        Transport metabolit
D.      Macam-macam Sel Darah
Apabila setetes darah diletakkan di atas kaca objek yang bersih dan kering kemudian dibuat sedinan hapus yang bersih dan diwarnai dengan pewarnaan May Griinwald-Giemsa (MGG), secara garis besar akan tampak sel-sel yang dapat dibagi dalam 3 kelompok besar :
1.       Sel Darah Merah


Sel darah merah (SDM) atau eritrosit adalah sel darah yang terbanyak didalam darah. Karena sel ini mengandung senyawa yang berwarna, yaitu hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna merah.
Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai daya ikat terhadap oksigen dan karbondiogsida. Dalam menjalankan fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh, hemoglobin di dalam SDM mengikat oksigen melalui suatu ikantan kimia khusus. Reaksi yang membantuk ikatan antara hemoglobin dan oksigen tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
                              Hb       +         O2              HbO2
Hemoglobin yang tidak atau belum mengikat oksigen disebut sebagai deoksihemoglobin atau deoksiHb dan umumnya ditulis Hb saja. Hemoglobin yang mengikat oksigen disebut oksihemoglobin atau HbO2. Seperti yang tampak pada persamaan reaksi tersebut, reaksi ini dapat berlangsung dalam 2 arah. Meskipun demikian, reaksi yang berlangsung dalam arah ke kanan, yang merupakan reaksi penggabungan atau asosiasi terjadi didalam alveolud paru-paru, tempat berlangsungnya pertukaran udara antara tubuh dengan lingkungan. Sebaliknya, reaksi yang merupakan suatu reaksi penguraian atau disosiasi, terutama terjadi di dalam berbagai jaringan. Dengan demikian, dapat juga dikatakan bahwa hemoglobin dalam SDM mengikat oksigen di paru-paru dan melepaskan di jaringan, untuk diserahkan dan digunakan oleh sel-sel.
Fungsi lain dari sel darah merah ialah mengikat dan mempermudah tranportasi gas CO2. Di dalam paru-paru terjadilah pertukaran gas dengan lingkungan : oksigen diambil dari lingkunagan dan CO dikeluarkan ke lingkungan. Hanya sebagian saja dari CO2 yang berikatan langsung dengan molekul Hb melalui ikaan karbamino, berupa HbCO2. Sebagian yang lebih besar dari CO ini malahan diangkut sebagai bentuk terlarut dalam plasma. Akan tetapi berbeda dengan oksigen, CO2 tersebut tidaklah larut secara fisik dalam bentuk senyawa tersebut, akan tetapi sebagai bikarbonat (HCO3),  yang pembentuknya sangat memerlukan sel darah merah. Di dalam sel darah merah terdapat enzim anhidrase karbonat yang mengkatalisis reaksi berikut :
CO2          + H2O                 H2CO3                              H+  +   HCO3-
                              Asam karbonat                        ion bikarbonat
Ciri-ciri sel darah merah, antara lain bentuknya melingkar, pipih, dan cakram bikonkaf, sel yang telah matang tidak mempunyai nucleus, berdiameter kurang dari 0,01 mm dan elastis.
2.    Sel Darah Putih
     
Sel darah putih atau leukosit adalah sel lain yang terdapat di dalam darah. Yang berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda asing yang selalu dipandang mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup individu selain itu, sel darah putih berfungsi sebagai pengangkut zat lemak.
Sel darah putih mempunyai ciri-ciri, antara lain tidak berwarna, mempunyai nucleus, kehilangan Hb, bentuknya tidak beraturan, dapat bergerak, dan dapat berubah bentuk.
Sel darah putih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu granulosit dan agranulosit. Sebenarnya kedua jenis sel darah putih ini jelas terlihat pada granulosit. Granula mengandung beragam enzim dan protein yang membantu sel darah putih dalam melindungi tubuh.
Granulosit mempunyai nucleus yang banyak dan bersifat fagosit. Macam-macam granulosit, antara lain :
a.    Neutrofil : 

Jenis sel darah putih terbanyak. Bentuk nukleusnya beragam, misalnya batang, bengkok, atau bercabang-cabang. Neutrofil menjadi sel darah putih yang pertama merespon adanya infeksi dan sel-sel tersebut menelan patogen selama fagositosis.

b.    Basofil    : 

Berbentuk U dan berbintik-bintik. Basofil melepaskan histamin pada saat terjadi reaksi alergi.
c.     Eosinofil  :

Berbintik-bintik kemerahan. Meningkat apabila terjadi infeksi atau reaksi alergi.
Agranulsit hanya mempunyai sebuah  nucleus dan tidak seluruhnya bersifat fagosit. Macam-macam agranulosit, antara lain :
a.    Monosit   :       
     
Jenis sel darah putih terbesar, bersifat fagosit, nukleusnya berbentuk seperti kacang, dan dapat bergerak cepat. Monosit yang berada pada suatu jaringan dapat berdiferensiasi menjadi makrofag yang berukuran lebih besar. Makrofag berfungsi untuk memfagosit patogen, sel using, dan puing-puing seluler dan dapat merangsang sel-sel darah putih yang lain untuk melindungi tubuh.

b.    Limfosit  : 

     Jenis sel darah putih yang tidak bersifat fagosit, selnya cenderung  berbentuk lingkaran, berinti tunggal, dan hanya memperhatikan sedikit pergerakan. Fungsi limfosit untuk imunitas (kekebalan) terhadap patogen dan toksin tertentu. Ada dua macam limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit B melindungi kita dengan memproduksi antibody yang akan menghancurkan patogen, sedangkan limfosit T secara langsung menghancurkan sel-sel yang mengandung antigen.
3.    Keping Darah
Keeping darah disebut juga trombosit. Sebenarnay, trombosit tidak dapat dipandang sebagai sel utuh karena berasal dari sel raksasa yang berada di sumsung tulang, yang dinamakan megakariosit. Dalam pematangannya, megakariosit ini pecah menjadi 3000 sampai 4000 serpihan sel, yang dinamai sebagai trombosit atau keeping sel (platelet) tersebut. Trombosit mempunyai bentuk bicembung dengan garis 0,75-2,25 mm. Dengan sendirinya trombosit ini tidak mempunyai inti. Akan tetapi keeping sel ini masih dapat melakukan sintesis protein.
Selain itu, trombosit masih mempunyai mitokondria, butir glikogen yang mungkin berfungsib sebagai cadangan energy dan 2 jenis granula, yaitu granula- dan granula yang lebih padat. Granula- berisi enzim-enzim hidrolase asam yang mengigatkan kita kepada lisosom. Granula lebih padat antara lainberisi factor penggumpalan tertentu (factor V), factor pertumbuhan dan beberapa jenis glikoprotein, antara lain fibronektin.

Trombosit berfungsi penting dalam usaha tubuh untuk mempertahankan keutuhan jaringan bila terluka, sehingga tubuh tidak mengalami kehilangan darah dan terlindung dari penyusupan benda atau sel asing dan untuk melakukan agregasi.