Thursday, February 5, 2015

PRANATA SOSIAL

A. PENGERTIAN PRANATA SOSIAL
1. Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial berasal dari kata bahasa Inggris, yaitu social institution. Menurut Koentjaraningrat, pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dalam hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi komplek-komplek kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Beberapa ahli sosiologi menjermahkan pranata sosial dengan istilah yang berbeda-beda. Ada yang mengemukakan lembaga kemasyarakatan, bangunan sosial, ataupun lembaga sosial. Berikut ini adalah pengertian pranata sosial dari para ahli sosiologi.
a. Koentjaraningrat
Lembaga sosial atau pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas khusus dalam kehidupan masyarakat. Pengertian ini menekankan pada sistem tata kelakukan atau norma-norma untuk memenuhi kebutuhan (dalam buku Pengantar Sosiologi).
b. Bruce J. Cohen
Pranata sosial adalah sistem pola-pola sosial yang tersusun rapi dan relatif bersifat permanen serta mengandung perilaku-perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat (dalam buku Sosiologi : Suatu Pengantar-Terjemahan).
c. Mac Iver dan Page
Pranata sosial adalah tata cara dan prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang berkelompok dalam suatu kelompok masyarakat (dalam buku A Text Book of Sociology).
d. Joseph S. Rucek dan Roland L. Warren
Pranata sosial adalah pola-pola yang mempunyai kedudukan tetap untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang muncul dari kebiasaan-kebiasaan dengan mendapatkan persetujuan dan cara-cara yang sudah tidak dipungkiri lagi untuk memenuhi konsep kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan suatu struktur.
e. Alvin L. Berrtrand
Pranata sosial adalah kumpulan norma sosial (struktur-struktur sosial) yang telah diciptakan untuk melaksanakan fungsi masyarakat (dalam buku Sosiologi).
f. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dianggap penting.
g. Summer
Lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan dipandang dari sudut kebudayaan adalah perbuatan, cita-cita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan yang bersifat kekal. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat juga disimpulkan pengertian sosiologis
bahwa lembaga sosial adalah sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang
oleh masyarakat dianggap penting. Sistem norma tersebut meliputi gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi.
Di dalam perkembangannya, norma-norma tersebut berkelompok-kelompok pada berbagai kebutuhan manusia. Misalnya, kebutuhan akan pencaharian hidup menimbulkan lembaga pertanian, dan industri. Kebutuhan akan pendidikan menciptakan sekolah dan pesantren. Kebutuhan jasmaniah manusia menimbulkan olahraga dan pemeliharaan kesehatan.
Pranata sosial adalah sistem norma yang berlaku di masyarakat untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dianggap penting. Dalam sistem norma terkandung ketentuan sanksi (reward system).
Pranata sosial tidak terbentuk secara tiba-tiba, tetapi melalui proses yang panjang. Proses pertumbuhan lembaga kemasyarakatan terkait dengan norma-norma masyarakat dan sistem pengendalian sosial (social control). Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga (institusionalized) apabila norma tersebut memenuhi tahapan-tahapan diketahui, dipahami atau dimengerti, ditaati, dan dihargai oleh masyarakat.
B. CIRI-CIRI PRANATA SOSIAL
Suatu pranata sosial tentu memiliki ciri-ciri umum. Dalam bukunya yang berjudul General Feature of Social Institutions, Gillin dan Gillin mengemukakan ciri umum pranata sosial sebagai berikut:
1. Pola-pola pemikiran dan perilaku terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
2. Mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu. Sistem norma dan bermacam- macam tindakan akan menjadi bagian lembaga sosial setelah melewati waktu yang lama.
3. Mempunyai tujuan tertentu.
4. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya bangunan, peralatan, dan mesin. Bentuk serta penggunaan alat tersebut biasanya berlainan antara masyarakat yang satu dengan yang lain.
5. Memiliki lambang-Iambang yang menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Kadang-kadang lambang tersebut berwujud tulisan-tulisan atau slogan-slogan. Misalnya lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila yang mencantumkan tulisan Bhinneka Tunggal Ika dan perisai lambang sila dari Pancasila. Lambang Garuda Pancasila secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi negara Indonesia.
6. Mempunyai tradisi tertulis maupun tidak tertulis. Yang merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku, dan lain-lain lembaga sosial tersebut.
Dalam masyarakat akan dijumpai bermacam-macam lembaga sosial. Tipe-tipe pranata sosial tersebut dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang. Menurut Gillin dan Gillin pranata sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Menurut Perkembangannya
Berdasarkan perkembangannya lembaga sosial diklasifikasikan menjadi crescive institutions dan enacted institutions. Crescive institutions disebut lembaga paling primer dan tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Misalnya, hak milik, perkawinan, dan agama. Enacted institutions sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dibentuk sekolah dan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dibentuk rumah sakit.
2. Menurut Sistem Nilai yang Diterima Masyarakat
Berdasarkan sistem nilai yang diterima masyarakat lembaga sosial terdiri atas basic institutions dan subordinary institutions. Basic institutions dianggap sebagai lembaga sosial yang penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Misalnya kepolisian, sekolah, dan pengadilan. Subordinary institutions adalah lembaga sosial yang dianggap kurang penting, misalnya kegiatan yang ber-tujuan untuk rekreasi.
3. Menurut Penerimaan Masyarakat
Menurut penerimaan masyarakat, lembaga sosial dapat diklasifikasikan menjadi social sanctioned institutions dan unsanctioned institutions. Sosial sanctioned institutions adalah lembaga yang dapat diterima oleh masyarakat, misalnya sekolah, badan usaha, dan koperasi. Unsanctioned institutions adalah lembaga yang ditolak atau dihindari keberadaannya dalam masyarakat. Akan tetapi keberadaan lembaga ini tidak berhasil diberantas. Misalnya, pelaku tindakan kriminal.
4. Menurut Faktor Penyebarannya
Berdasarkan faktor penyebarannya lembaga sosial meliputi general institutions dan restricted institutions. General institutions adalah lembaga yang penyebarannya hampir meliputi seluruh dunia, misalnya agama. Hampir semua penduduk dunia memeluk agama. Sedangkan Restricted institutions adalah penyebaran yang terbatas pada masyarakat tertentu. Misalnya agama Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha yang dianut oleh masyarakat-masyarakat tertentu di dunia ini.
5. Menurut Fungsinya
Sesuai dengan fungsinya, lembaga sosial terdiri atas operative institutions dan regulative institutions. Operative institutions berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Misalnya, lembaga industrialisasi yang berupa badan usaha. Regulative institutions adalah lembaga yang
mengawasi tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga tersebut. Misalnya lembaga hukum seperti kepolisian dan kejaksaan.
C. PERAN DAN FUNGSI PRANATA SOSIAL
Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia
pada dasarnya mempunyai beberapa peran dan fungsi sebagai berikut.
1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat.
2. Menjaga keutuhan masyarakat.
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control). Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
Dalam hubungan yang berjudul Socioligy, Paul B. Horton dan Chester L. Hunt berpendapat tentang fungsi pranata sosial. Fungsi tersebut sebagai berikut.
1. Fungsi Manifes
Fungsi manifes lembaga sosial adalah fungsi yang merupakan tujuan lembaga yang diakui. Misalnya, lembaga ekonomi harus menghasilkan atau memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan pokok serta mengarahkan arus modal ke pihak yang membutuhkan.
2. Fungsi Laten
Fungsi laten lembaga sosial adalah hasil yang tidak dikehendaki dan mungkin tidak diakui, atau jika diakui dianggap sebagai hasil sampingan. Misalnya, pada lembaga ekonomi. Lembaga ini tidak hanya memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan pokok, tetapi juga meningkatkan pengangguran dan kesenjangan sosial.
D. JENIS-JENIS PRANATA SOSIAL
Dalam kehidupan masyarakat, banyak sekali terdapat pranata sosial. Penganekaragaman pranata-pranata sosial tersebut berbeda-beda antara orang satu dengan yang Iainnya. Menurut Koentjarainingrat, ada delapan macam pranata sosial, yaitu sebagai berikut.
1. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan, misalnya keluarga.
2. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian, misalnya pertanian.
3. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan, misalnya TK, SD, SMP, dan SMA.
4. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, misalnya i1mu pengetahuan.
5. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan rohanil batiniah dalam menyatakan rasa keindahan dan rekreasi, misalnya seni rupa, seni lukis.
6. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib, misalnya masjid, gereja, pura, wihara.
7. Pranata sosial yangbertujuan memenuhi kebutuhan untuk mengatur kehidupan berkelompk-kelompok/bernegara, misalnya pemerintahan, partai politik.
8. Pranata sosial yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmani rnanusia, misalnya pemeliharaan kesehatan dan kecantikan.
1. Pranata Keluarga
Keluarga merupakan kesatuan kelompok terkecil dalam masyarakat. Semua masyarakat pasti ada keluarga. Menurut Robert M.Z. Lawang, keluarga memiliki empat karakteristik, yaitu.
a. terdiri atas orang.orang yang bersatu karena ikatan perkawinan,
b. anggota keluarga hidup bersama dalam satu rumah dan membentuk rumah tangga,
c. merupakan satu kesatuan orang yang berinteraksi dan berkomunikasi,
d. melaksanakan dan mempertahankan kebudayaan yang sama.
Keluarga adalah kelompok orang-orang yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan darah, atau adopsi yang membentuk satu rumah tangga yang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan dan melalui peran-perannya sendiri sebagai anggota keluarga dan yang mempertahankan kebudayaan masyarakat yang berlaku umum atau menciptakan kebudayaannya sendiri. Keluarga, terbentuk dan pernikahan seorang laki-laki dan perempuan. Keluarga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. mempunyai dasar emosional (kasih sayang),
b. dilakukan dalam bentuk perkawinan,
c. memiliki keturunan, dan
d. memiliki tempat tinggal.
Pranata dalam keluarga disebut pranata keluarga. Pranata keluarga merupakan pranata yang memiliki kegiatan dalam suatu keluarga, yang berkaitan dengan proses untuk melaksanakan tujuan keluarga. Pranata keluarga memiliki tujuan untuk mengatur manusia dalam hal melanjutkan keturunan (repruduksi).
Pranata keluarga memiliki fungsi nyata, yaitu sebagai berikut :
a. Mengatur masalah hubungan seksual untuk melanjutkan keturunan melalui ikatan pernikahan.
b. Mengatur masalah tanggung jawab untuk merawat dan mendidik anak.
c. Mengatur masalah hubungan kekerabatan.
d. Memiliki fungsi afeksi, yaitu dapat mencurahkan kasih sayang antaranggota keluarga.
Setain fungsi di atas pranata keluarga juga memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Manganut masalah ekonomi keluarga.
b. Melaksanakan pengendalian sosial terhadap anggota keluarga agar tidak melakukan penyimpangan.
c. Mewariskan gelar kebangsawanan.
d. Melindungi anggota keluarga
Menurut Robert M.Z. Lawang, terdapat tiga fungsi keluarga, yaitu sebagai
berikut.
a. Fungsi seksual dan reproduksi.
b. Fungsi ekonomi.
c. Fungsi edukatif (pendidikan).
Keluarga merupakan media awal dari suatu pembentukan kepribadian. Dalam keluarga, orang tua memberikan perhatian untuk mendidik anak-anaknya agar anaknya memperoleh dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik sehingga membentuk pribadi yang baik juga. Keluarga sebagai salah satu bentuk pranata sosial merupakan lingkungan yang pertama kali menjadi pondasi dalam proses pembentukan kepribadian individu.
2. Pranata Agama
Sebagai sebuah pranata sosial, agama berarti sistem keyakinan dan praktik keagamaan yang penting dari masyarakat yang telah dilakukan dan dirumuskan serta yang dianut secara luas dan dipandang sebagai perlu dan benar. Pranata agama merupakan salah satu pranata yang sangat panting dalam mengatur kehidupan masyarakat. Pranata agama merupakan pranata sosial tertua. Pranata agama memberikan petunjuk serta kaidah-kaidah bagi umat manusia untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman dan kesejukan rohani pemeluknya. Setiap agama menginginkan umatnya untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.
Agama sebagai suatu pranata, juga memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Memberikan pedoman hidup bagi manusia dalam berhubungan dengan Tuhan dan manusia lain.
b. Membantu manusia dalam memecahkan persoalan baik yang bersifat duniawi maupun akhirat.
c. Memberikan ketenangan batin dan kesejukan rohani.
d. Memberikan bimbingan kepada manusia supaya kehidupannya Iebih terarah dan berimbang.
e. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam mengarungi kehidupan.
Pranata agama memiliki peran yang berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Peran pranata agama dalam kehidupan seperti mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan hubungan manusia dengan lingkungan alamnya. Contoh peran pranata agama dalam mengatur hubungan manusia dengan sesamanya adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan ibadah bersama umat beragama yang sama dengan agama kita seperti salat berjamaah, kebaktian bersama, bersembahyang di pura.
b. Menghormati dan bekerja sama dengan sesama umat beragama yang sama atau pun yang berbeda.
c. Berdiskusi bersama mengenai masalah sosial kemasyarakatan.
d. Mengikuti kegiatan kemasyarakatan di kampung seperti karang taruna, PKK, dasawisma, posyandu, dan kerja bakti.
e. Menghormati sesama yang sedang melasanakan ibadah.
Contoh peran pranata agama dalam mengatur hubungan manusia dengan alam
adalah sebagai berikut.
a. Membuang sampah dan sisa-sisa kotorannya pada tempatnya.
b. Melakukan penghijauan hutan-hutan gundul/reboisasi
c. Merawat dan menyirami semua tanaman di rumah setiap hari.
d. Memberishkan saluran air setiap waktu agar tidak menimbulkan penyakit dan bencana.
e. Tidak menebang hutan sembarangan.
3. Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi adalah bagian dari pranata sosial yang bersangkut paut dengan pengaturan bidang ekonomi supaya ketertiban masyarakat tetap terpelihara. Ekonomi diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi.
a. Produksi
Produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam kegiatan produksi memiliki faktor-faktor sebagai berikut.
1) Modal, yaitu hal yang merpakan faktor utama, sebab tanpa modal mustahil rasanya memenuhi biaya operasional, pembelian alat, atau pengembangan usaha.
2) Pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan bagi karyawan.
3) Pemanfaatan sumber daya alam.
b. Distribusi dan Pemasaran
Disribusi adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen kepada konsumen. Dalam usaha penyaluran ini kaidah dan norma tetap diperlukan. Dalam kegiatan distribusi ada norma dan kaidah yang disepakati. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses distribusi, yaitu:
1) tidak boleh memanipulasi mutu barang,
2) tidak boleh mempermainkan harga,
3) tidak boleh menimbun barang,
4) menetapkan harga yang layak, dan
5) menggunakan iklan dengan tidak merugikan konsumen.
c. Konsumsi
Konsumsi adalah tindakan seseorang yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan kegunaan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan hidupnya, orang yang melakukan tindakan konsumsi dusebut konsumen. Paul Samuelson mengemukakan bahwa pranata ekonomi merupakan cara- cara atau perilaku yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
4. Pranata Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan masyarakat untuk meyebarkan pengetahuan, nilai, norma, dan ideologi untuk mempersiapkan para generasi muda dalam mengambil alih peran generasi tua dan generasi muda mengambil peran yang baru. menurut William Kornblum pendidikan sebagai pranata sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang. Melalui pendidikan, seseorang akan lebih mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dan memiliki wawasan yang luas sehingga tujuan hidup akan tercapai.
Pranatapendidikan rnemiliki fungsi sebagai berikut :
a. Mendorong tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan (dasar, menengah, dan tinggi) beserta aparat-aparatnya.
b. Terselenggaranya kegiatan-kegiatan mensosialisasikan kebudayaan kepada warga masyarakat.
c. Terpeliharanya hasil-hasil kebudayaan warga masyarakat sebagai bagian dari sistem norma dan pranata sosial.
d. Sebagai wahana dan media pengendalian sosial bagi warga masayarakat.
e. Sebagai wahana untuk mendidik dan membina warga masyarakat di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan lainnya.
f. Mengarahkan warga masyarakat untuk mengembangkan kehidupan ber-masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pada zaman dahulu, manusia hidup dalam kelompok-kelompok masyarakat kecil dan sederhana. Oleh karena itu, pendidikan diperoleh dan orang-orang sekitar. Seiring perkembangan zaman, pendidikan dalam masyarakat tradisional pun berkembang dan modern. Perkembangan pendidikan dalam masyarakat modern bersifat massal dan memiliki dua aspek dalam rnembentuk warga masyarakat yang baik, yaitu sebagai berikut :
a. Aspek individual, yaitu pendidikan berfungsi untuk memengaruhi dan men- ciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan pribadi anak secara optimal.
b. Aspek sosial, yaitu pendidikan di sekolah bertugas mendidik anak agar dapat mengabdikan diri pada masyarakat.
Dengan demikian, kita dapat simpulkan bahwa pendidikan akan memberikan bekal ilmu pengetahuan, ketrampilan, budi pekerti, dan kepribadian bagi manusia, Pendidikan selalu diperlukan manusia sepanjang hidupnya sehingga ada pepatah life long education.
5. Pranata Politik
Setiap negara pasti memiliki politik yang dijalanlan dalam penyelenggaraan negara. Dalam melaksanakan polilik, pasti ada pranata-pranata politik yang dilakukan. Pranata politik merupakan pranata yang memiliki kegiatan dalam suatu nagara yang berkaitan dengan proses untuk menentukan dan melaksanakan tujuan negara, dalam hal ini adalah pemerintah negara. Pranata politik memiliki beberapa norma dan status yang berhubungan dengan kekuasaan dan otoritas.
Pranata politik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Adanya suatu komunitas manusia yang hidup bersama atas dasar nilai-nilai yang disepakati bersama.
b. Adanya asosiasi politik yang disebutkan pemerintah yang aktif.
c. Pemerintah melaksanakan fungsi-fungsi untuk kepentingan bersama.
d. Pemerintah diberi kewenangan untuk memonopoli penggunaan atau ancaman paksaan/siksa.
e. Pemerintah mempunyai kewenangan tersebut pada wilayah tertentu.
Selain ciri-ciri yang dimilikinya pranata politik memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Pelembagaan norma melalui UU yang disampaikan oleh badan legislatif.
b. Pelaksanaan UU telah disetujui.
c. Penyelesaian konflik yang terjadi di antara anggota masyarakat.
d. Penyelenggaraan pelayanan seperti kesehatan, pendidikan.
e. Perlindungan warga negara dan kesiagaan pemerintah menghadapi bahaya

KETENAGAKERJAAN


A.      Tenaga Kerja
-          Bekerja akan mendapakykn penghailan yang akan digunaka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
-          Jenis pekerjaan setiap rang berbeda-beda karena dippengaruhi oleh kualitas (kemampuan/keahlian), latar belakang pendidikan, ataupun pengalaman.
-          Menurut UU No. 13 tahun 2011 Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barag dan jasa, baik untuk memenuh kebutuhannya sendiri maupun untuk masyarakat.
-          Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja, sebelum, selama, dan setelah masa kerja.
1.       Tenaga Kerja Jasmani
Tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang melakukan kegiatannya lebih banyak menggunakan tenaga fisik.
a.       Tenaga kerja terdidik (skilled labour)
Tenaga kerja yang memerlukan pendidikan sampai suatu jenjang yang lebih tinggi. Contohnya: dokter, insinyur, dosen, dsb.
b.      Tenaga kerja terlatih (tarined labour)
Tenaga kerja yang dihasilkan dari suatu pelatihan dan pengalaman. Contohnya: supir, montir bengkel, tenaga pemasaran, dsb.
c.       Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled and untrained labour)
Tenaga kerja yang dalam pekerjanya tidak memerlukan pendidikan maupun pelatihan terdahulu. Contohnya: ojek, tukang sapu, penjaga, sekolah, dsb.
2.       Tenaga Kerja Rohani
Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang saat melakukan pekerjaannya lebih banyak memanfaatkan day pikir, misalnya seorang manajer dan pimpinan perusahaan.
B.      Angatan Kerja
-          Bekerja adalah suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan minimal 1 jam per minggu dan secara bertueut-turut (kontinu) oleh seseorang untuk memperoleh penghasilan.
-          Pengangguran adalah orang yang tidak memiliki suatu pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan suatu pendapatan atau orang yang memilikii pekerjaan namun lama bekerjanya kurang dari satu jam per minggu dan tidak dikerjakan secara berturut-turut.
-          Angkatan kerja adalah penduduk berusia 15 – 65 tahun yang bekerja atau memiliki pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja atu sedang mencari pekerjaan. Angkatan kerja dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
o   Pekerja penuh: orang yang sudah benar-benar bekerja penuh.
o   Pengangguran: orang yang ingin bekerja tetapi belum mendapat pekerjaan sehingga  menjadi pengangguran (pengangguran terpaksa) atau orang yang tidak ingin bekerja walaupun tersedia kesempatan untuk bekerja (pengangguran sukarela).
1.       Pengangguran menurut sebabnya
a.       Pengangguran struktural
Pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan struktur perekonomian atau ketidak cocokan dalam hal keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja.
Contoh: negara dari sektor agrasis ke sektor industri menyebabkan petani menganggur.
b.      Pengangguran friksional
Pengangguran yang terjadi untuk sementara waktu saja.
Contoh:  pekerja yang beralih pekerjaan atau sengaja tidak bekerja karena menunggu tawaran pekerjaan yang lebih baik.
c.       Pengangguran teknologi
Pengangguran yang terjadi karena peran teknologi yang dapat menggantikan kedudukan manusia dalam proses produksi. Contoh: penggantian tenaga buruh (manusia) ke tenaga mesin atau robot.
d.      Pengangguran musiman
Pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang sifatnya musiman.
Contoh: buruh tani yang menggur karena musim tanam berakhir.
e.      Pengangguran siklus
Pengangguran yang disebabkan oleh adanya ketidakstabilan keadaan perekonomian suatu negara.
Contoh: karena krisis ekonomi banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).
2.       Pengangguran berdasarkan sifatnya
a.       Pengangguran terbuka
Seseorang yang menganggur karena benar-benar tidak memiliki pekerjaan. Hal ini terjadi karena kesempatan yang kurang seimbang dengan angkatan kerja.
b.      Pengangguran terselubung
Seseorang yang bekerja namun tidak maksimal karena sesungguhnya tenaga tidak begitu dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut. Misalnya pemilik toko mempekerjakan saudaranya untuk menjaga toko.
c.       Setengah pengangguran
Terjadi apabila seseorang yang bekerja namun tidak dapat bekerja maksimal apabila dilihat dari sisi waktu bekerjanya. Misalnya sesorang yang kerja kurang dari 40 jam kerja per minggu atau upahnya tidak mencukupi standar Upah Umum Regional (UMR).
C.      Pasar Kerja
Pasar kerja adalah segala bentuk kegiatan atau aktivitas yang mempertemukan para pencari kerja dengan lowongan pekerjaan yang tersedia.
Para pelaku yang terlibat dalam pasar kerja:
1.       Pengusaha
Pihak yang membutuhkan faktor produksi berupa tenaga kerja untuk dapat menjalankan kegiatan produksinya.
2.       Pencari kerja
Orang-orang yang termasuk dalam angkatan kerja namun belum memiliki pekrjaan dan sedang berusaha untuk mencari pekerjaan.
3.       Perantara
Perantara (pihak ketiga) memberi kemudahan bagi para pengusaha dan pencari kerja untuk saling berhubungan. Fungsi perantara dapat dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja (Depnaker), lembaga-lembaga yang menyeenggarakan jobfair, atau perusahaan alih daya (out sourcing) tenaga kerja.
Permasalahan yang terjadi di pasar kerja:
-          Dari sisi pencari kerja, permasalahn yang terjadi antara lain latar belakang pendidikan, pengalaman, da tuntutan para pekerja mengenai gaji.
-          Dari sisi penyedia lowongan pekerjaan, permasalah yang terjadi antara lain rendahnya daya serap pasar kerja serta lambatnya penciptaan lapangan pekerjaan yang berkaitan dengan tingkat perekonomian negara.
-          Informasi mengenai lowongan pekerjaan tidak tersebar dengan baik. Sehingga banyak pencari kerja yang tidak mengetahui adanya lowongan pekerjaan.
-          Tuntutan akan gaji yang kurang memadai seringkali berujung pada aksi protes dan demonstrasi. Sehingga perusahaan lebih berhati-hati dalam mencari dan mempekerjakan tenaga kerja baru.
D.      Masalah-Masalah Ketenagakerjaan
-          Tenaga kerja yang ahli, terampil, dan tangguh merupakan faktor utama dalam pembangunan ekonomi negara.
-          Permasalahan utama ketenaga kerjaan adalah permasalahan pasar kerja dan masalah pengangguran.
-          Selain dampak perekonomian, pengang-guran juga berdampak nonekonomi yaitu:
1.       Kerawanan sosial dan moral
Pengangguran yang frustasi akan cenderung melakukan perbuatan kriminal untuk bisa memperoleh penghasilan.
2.       Membebani orang lain dan negara
Pengangguran akan sangat bergantung pada orang di sekitarnya yang telah bekerja dan menjadi beban negara yang berkewajiban untuk membantu kehidupan warga negarnya.
3.       Mengurangi pendapatan negara
Pendapatan pemerintah dari sektor pajak penghasil (PPh) akan berkurang.
4.      Mengurangi tingkat produktivitas masyarakat
Pengangguran tidak mampu mengembangkan kualitasnya sehingga ilmu dan keterampilannya sia-sia.
E.       Peran Pemerintah dalam Menaggulangi Masalah Ketenagakerjaan di Indnesia
-          Badan PBB yang menangani masalah ketenagakerjaan di seluruh dunia adalah International Labour Organizatio (ILO)
-          Pasal 27 UUD 1945 ayat 2, menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian.
1.       Faktor penyebab masalah ketenagakerjaan di Indonesia
a.       Kemiskinan
Keadaan ekonomi memaksa warga negara untuk mementingkan kebutuhan pokoknya. Kebutuhan pendidikan kurang mendapat perhatian sehingga menyulitkan mereka untuk berkompetensi dalam pasar kerja.
b.      Keadaan masyarakat
Keadaan masyarakat suatu negara yang kacau akan menghambat para investor untuk berinvestasi di negara tersebut. hal tersebut menyebabkan minimnya jumlah lapangan pekerjaan.
c.       Globalisasi
Persaingan perekonomian antarnegara semakin sengit dengan adanya pasar terbuka. Para pencari kerja akan berkompetensi dengan para pencari kerja dari negara lain.
2.       Usaha-usaha pemerintah untuk menanggulangi masalah ketenagakerjaan
a.       Mengeluarkan peraturan perundang-undangan tentang ketenagakerjaan
UU No. 13 tahun 2001 mengatur tentang hak serta kewajiban perusahaan dan tenaga kerja dari masalah upah, perlindungan, pelatihan, dsb.
b.      Meningkatkan kualitas tenaga kerja
Melaksanakan program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan pemerintah.
c.       Memperluas lapangan pekerjaan
-          Mengembangkan dan mendorong sektor wirausaha
-          Mengadakan proyek padat karya (banyak pekerja)
-          Mengupayakan pengembangan atas penanaman modal
-          Mengembangkan potensi daerah untuk mengurangi urbanisasi
d.      Pemerataan lapangan pekerjaan
Mengupayakan pemerataan kesempatan kerja di masing-masing daerah agar pembangunan tidak terkonsentrasi di kota.
e.      Perbaikan gaji serta perlindungan tenaga kerja
Setiap tahunnya pemerintah melakukan upaya penyesuaian tingkat upah minimum regional (UMR) dan memberikan jaminan kesehatan pada pekerja melalui jamkesmas.